Wakil Presiden Jusuf Kalla berpidato sekaligus membuka Tempo Economic Briefing di Hotel Westin, Jakarta, Kamis 27 Oktober 2016. TEMPO/Burhan Sholihin
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai peningkatan jumlah investasi swasta di dalam negeri adalah solusi untuk mendongkrak perekonomian. Dengan penduduk lebih dari 254,9 juta jiwa, Indonesia seharusnya bisa mencapai target investasi lebih tinggi.
"Ruang investasi itu ada. Kami serius perbaiki hal yang menyebabkan investasi terhalang dan mahal," kata Kalla saat pidato dalam diskusi Outlook Economy Tempo, Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2016.
Menurut Kalla, ada empat hambatan yang dapat menghalangi pertumbuhan investasi. Akibatnya, produktivitas eksplorasi sumber daya berjalan minimalis. Empat hambatan itu adalah biaya modal, biaya logistik, ketersediaan energi, dan birokrasi.
Pemerintah telah mengeluarkan 13 paket kebijakan untuk mengurangi hambatan tersebut. Salah satu yang diunggulkan adalah reformasi birokrasi dengan pengurangan jumlah eselon I. "Dalam satu surat yang semula ada empat paraf, kita kurangi jadi satu paraf saja. Itu kurangi tingkat birokrasi," ujar Kalla.
Kalla yakin investasi akan meningkat apabila hambatan tersebut segera teratasi. Apalagi program pengampunan pajak jadi pintu gerbang untuk menarik pengusaha kembali berinvestasi di dalam negeri. "Kita ubah mentalitas, kita undang pengusaha," tuturnya.
Direktur Utama PT Tempo Inti Media Harian Tbk Bambang Harymurti mengatakan Indonesia perlu berhati-hati terhadap dampak ketidakpastian ekonomi global. Di antaranya, ancaman bangkrutnya bank terbesar di Jerman, Deutsche Bank. "Kalau benar kolaps, seluruh dunia bisa kena dampaknya," ucap Bambang.