Ekonomi Global Lesu, Bank Dunia: RI Tingkatkan Pariwisata

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 25 Oktober 2016 13:50 WIB

Sejumlah kapal wisata bersandar di kawasan wisata Pulau Lengkuas, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, 21 Mei 2016. Pulau dengan ciri khas mercusuar peninggalan Belanda ini menjadi salah satu primadona pariwisata di Bangka Belitung. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Lesunya pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan penerimaan ekspor dalam jangka menengah. Salah satunya dengan cara meningkatkan sektor pariwisata.

Hal ini diungkapkan Practice Manager Bank Dunia untuk Makroekonomi dan Manajemen Fiskal di kawasan Asia Tenggara Pasifik, Ndiame Diop, melalui paparannya dalam acara bertajuk "Indonesia Economic Quarterly" October 2016 di Paramadina University, The Energy Building, kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa 25 Oktober 2016.

Baca:
Siti Fadilah Ditahan: 3 Seleb Terseret Kasus Alat Kesehatan
Skandal Korupsi E-KTP, Agus Rahardjo KPK Mengaku Siap Diusut
KPK Tahan Mantan Menteri Siti Fadilah

Menurut Diop, pariwisata memiliki potensi membuka investasi swasta. "Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri pariwisata kelas dunia. Namun untuk menghasilkan tujuan industri pariwisata, perlu lebih banyak pembangunan infrastruktur, yang memerlukan koordinasi yang lebih baik antara instasi pemerintah dan pihak swasta," ucapnya.

Sebelumnya Kementerian Pariwisata telah menetapkan target untuk menarik US$ 10 miliar investasi swasta guna mengembangkan 10 tujuan wisata pada tahun 2019. Diop menyampaikan, menurut World Travel dan Tourism Council, setiap US$ 1 juta yang dikeluarkan untuk melakukan perjalanan dan wisata di Indonesia bisa membiayai 200 pekerjaan.

Diop menambahkan, untuk melaksanakan rencana ini tentu memerlukan upaya di berbagai bidang. "Seperti penyederhanaan perizinan, revisi lebih lanjut terhadap daftar negatif investasi, misalnya fasilitas ekowisata, spa, dan agen perjalanan. Hal ini tentu diperlukan adanya upaya promosi lebih lanjut untuk menarik investasi asing dan dalam negeri untuk sektor ini," kata Ndiame.

Untuk itu, lanjut Ndiame, data mengenai pariwisata perlu lebih dikonsolidasikan dan dianalisis lebih sistematis untuk dapat melacak hasilnya dan memberi informasi mengenai potensi koreksi tengah jalan.

RICHARD ANDIKA | EZ

Berita terkait

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

6 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

24 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

26 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

26 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

33 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

50 hari lalu

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.

Baca Selengkapnya

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

51 hari lalu

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

InJourney mengklaim Garuda Indonesia dan Citilink bakal masuk ke holding aviasi pariwisata itu dalam beberapa bulan ke depan. Tanda Garuda sehat?

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

56 hari lalu

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

56 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

56 hari lalu

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

Bank Dunia menilai program andalan pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran tersebut bisa memberikan dampak pada ekonomi.

Baca Selengkapnya