Menteri Luhut: Dry Port Solusi Tekan Dwelling Time
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 21 Oktober 2016 21:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akan mengefektifkan penggunaan dry port guna menekan waktu sandar kapal (dwelling time). Penggunaan dry port ini dianggap sebagai solusi lamanya dwelling time yang hingga kini belum juga membaik.
"Dwelling time ini menarik, saya baru tahu jawabannya. Kalau ada kunjungan, dwelling time turun jadi 1-2 hari, begitu kunjungan selesai, naik lagi. Kenapa? Kita tidak memanfaatkan yang namanya dry port," kata Luhut dalam acara temu media “Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-JK”, Jumat, 21 Oktober 2016, di Bina Graha, Jakarta.
Dry port adalah terminal yang berada di daratan, namun fungsinya sama seperti terminal yang berada di pelabuhan. Luhut mengatakan penggunaan dry port akan efektif dilakukan mulai 1 Desember mendatang dimulai dari Cikarang.
Secara bertahap, semua proses bongkar-muat akan ada di darat, termasuk soal surat-suratnya. "Nanti di Tanjung Priok tinggal turunkan barang ke Cikarang, dikeluarin, yang kena merah dan kuning tetap di Priok," kata Luhut.
Layanan di dry port juga akan dibuat layaknya restoran cepat saji Pizza Hut yang akan mengantar jemput barang. Dengan demikian, selain menurunkan dwelling time, layanan di dry port akan mengurangi kemacetan lalu lintas sekitar 30 persen.
Selain Cikarang, dry port akan dilakukan di Bogor, Surabaya, Semarang, Makassar, dan Medan. "Dengan demikian, kita akan lihat dalam dua-tiga tahun ke depan perubahan yang drastis, sehingga saya berharap dwelling time akan berkurang 3,3- 2,7 hari," kata dia.
AMIRULLAH