Daya Tarik Indonesia Sebagai Destinasi Investasi Terus Naik

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 10 Oktober 2016 18:25 WIB

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam acara Groundbreaking Pengembangan Pelabuhan Sibolga, di Pelabuhan Sibolga, Sumatera Utara, 20 Agustus 2016. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengatakan bahwa pengembangan pelabuhan dengan investasi sebesar Rp289 miliar tersebut ditargetkan selesai pada 2017. Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi langsung terus meningkat. Pemerintah optimistis peningkatan ketersediaan kawasan industri bisa mempercepat realisasi investasi di sektor manufakturLaporan Global Investment Trends Monitor yang dirilis Badan PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (The United Nations Conference on Trade and Development/ UNCTAD) pada 6 Oktober menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan utama investasi menurut petinggi perusahaan-perusahaan multinasional.


Indonesia merupakan negara yang disorot dalam survei tersebut karena menjadi salah satu pilihan ratusan CEO multinasional berkelas dunia. Sebanyak 8% dari para bos perusahaan multinasional yang disurvei UNCTAD menjadikan Indonesia sebagai lokasi investasi paling prospektif. Posisi Indonesia dalam negara tujuan investasi paling atraktif naik dari peringkat 14 pada survei 2014 menjadi peringkat 9 pada survei 2016.


Laporan tersebut juga menunjukkan minat investasi yang tinggi ke sektor manufaktur. Sekitar 57% pelaku bisnis global menyatakan arus investasi ke sektor manufaktur akan naik pada 2017, dibandingkan dengan sektor primer (20%) dan sektor jasa (51%). Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan peningkatan jum- lah kawasan industri membuat Indonesia semakin siap menerima aliran investasi ke sektor manufaktur. Ketersediaan kawasan industri yang lengkap dengan infrastruktur penunjang adalah solusi dari permasalahan lahan yang sebelumnya kerap dihadapi oleh investor baru (greenfield).


“Pemerintah menawarkan kawasan industri yang siap, baik secara infrastruktur hard, seperti pelabuhan dan akses soft infrastructure, seperti gas dan listrik, di Dumai, Jabodetabek, Kendal, Gresik, dan Bontang” katanya, Minggu, 9 Oktober 2016.


Airlangga berharap semakin banyak investasi mengalir ke sektor industri antara dan hilir yang dinilai berpotensi memperkuat struktur industri manufaktur di

Tanah Air. Dia mengatakan beberapa sektor industri antara dan hilir yang potensial adalah indsutri stainless steel, industri komponen otomotif, industri pangan, industri petrokimia, industri oleokimia, industri garmen, industri furnitur, dan industri digital. “Khusus buat sektor industri hulu dan industri agro yang berinvestasi di atas Rp1 triliun ada potensi mendapatkan fasilitas tax allowance, ” kata Menperin.


Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan kunci dari realisasi minat investasi asing di Indonesia adalah keseriusan birokrasi memperbaiki iklim usaha dan konsistensi kebijakan pemerintah. Dia menjelaskan ketidakmampuan birokrasi merealisasikan keputusan politik pemerintah adalah faktor utama yang menghambat realisasi investasi di Tanah Air. Permasalahan birokrasi membuat berbagai kebijakan pemerintah menjadi sia-sia karena gagal terimplementasi sesuai tujuan.


Permasalahan konsistensi kebijakan pemerintah yang disorot Hariyadi adalah rencana pemerintah melonggarkan aturan larangan ekspor mineral. Dia menilai rencana relaksasi aturan larangan ekspor mineral merugikan pengusaha yang sudah mengucurkan modal mendirikan industri hilir dan malah menguntungkan perusahaan tambang yang enggan mendirikan smelter.


“Pemerintah suruh buat smelter, mereka bangun smelter, sekarang mau dibolehkan ekspor lagi. Harusnya mereka yang bangun smelter diberikan insentif, bukan beri insentif ke mereka yang belum bangun. Ini semua investor jadi bertanya-tanya,” kata Hariyadi. Laporan UNCTAD juga menunjukkan peningkatan pesat minat investasi ke negara lain di Asean yaitu Malaysia, Filipina, Myanmar, dan Vietnam.


Filipina dan Myanmar masuk dalam daftar 15 negara tujuan investasi utama. Negara tujuan investasi nomor satu adalah Amerika Serikat. Sekitar 47% responden menempatkan AS sebagai prospek utama dan menggeser China ke posisi kedua. Di sisi lain, para pemerintah dunia kini menempatkan China sebagai negara potensi asal investasi utama. China menggeser Amerika Serikat dari posisi puncak ke posisi kedua, diikuti oleh United Kingdom, Jerman, dan Prancis.


Laporan UNCTAD menyatakan mayoritas responden yang menempatkan China sebagai potensi investor utama adalah badan promosi investasi yang dari wilayah Afrika. UNCTAD memperkirakan arus investasi langsung global akan merosot 10% —15% pada 2016. Namun, aktivitas investasi langsung diproyeksikan kembali tumbuh 7% pada 2017 dan tumbuh 8% pada 2018.


Pelaku Lebih Milih Impor Billet JAKARTA — Pelaku industri baja lebih memilih mengimpor billet dibandingkan memanfaatkan scrapdomestik dengan alasan harga yang lebih murah sebagai bahan baku. South East Asian Iron and Steel Institute (Seaisi) melaporkan suplai domestik scrap baja atau besi tua yang biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan billet naik signifikan hingga dua kali lipat menjadi 4 juta ton.

Adapun impor scrap baja tercatat mengalami penurunan dari 3 juta ton menjadi 1 juta ton pada 2015. Wakil Ketua Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) Ismail Mandry mengatakanbanyak perusahaan dalam negeri yang lebih memilih impor billet ketimbang memproduksi scrap baja. Akibatnya, beberapa fasilitas pabrik peleburan baja untuk memproduksi billet terpaksa dihentikan.

“Harga billet selisihnya dengan scrap lebih mahal US$100—US$120. Kalautidak impor scrap akhirya beli billet 4 juta—5juta ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jadi US$400 juta—US$500 juta devisa negara hilang,” ungkapnya. Namun, jika tetap menggunakan impor scrapbaja, pelaku usaha masih dihadapkan dengan peraturan Permendag No.31/2016 tentang Ketentuan Impor Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang mengatur masalah impuritas.


“Di Indonesia besi tua termasuk limbah non-B3 harus bersih dan kering. Itu tentu menyulitkan kami sebagai pelaku yang melaksanakan kegiatan seperti ini. Belum lagi harga gas yang masih tinggi sehingga dapur peleburan anggotakami itu tutup semua,” jelasnya.


Direktur Utama anak perusahaan Krakatau Steel, PT KHI Pipe Industries Purwono Widodo mengatakan tidak konsistennya industri dalam negeri dalam mensuplai scrap baja membuat perusahaan pengguna scrap lebih memilih mengimpor billet.

BISNIS

Berita terkait

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

6 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

7 jam lalu

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

Sucor Aset Management menjalin kerja sama dengan BRI Danareksa Sekuritas untuk distribusi produk investasi reksa dana. Seperti apa targetnya tahun ini

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

7 jam lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

14 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

16 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

1 hari lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

2 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

3 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya