Jokowi: Illegal Fishing Adalah Kejahatan Internasional  

Senin, 10 Oktober 2016 12:33 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X memukul gong sebagai tanda dimulainya acara The 2nd International Symposium on Fisheries Crime di Kantor Istana Kepresidenan Yogyakarta, 10 Oktober 2016. TEMPO/Odelia

TEMPO.CO, Yogyakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan kejahatan di lautan yang paling besar adalah illegal fishing. "Illegal fishing merupakan kejahatan internasional yang terorganisasi," ujar Jokowi dalam acara The 2nd International Symposium on Fisheries Crime di Yogyakarta, Rabu, 10 Oktober 2016.

Menurut Jokowi, dukungan Indonesia dalam melawan pencurian ikan terlihat dari Indonesia menjadi tuan rumah simposium internasional ini. "Makin banyak negara yang menyadari bahwa illegal fishing adalah kejahatan utama di laut yang harus dihadapi," ucapnya.

Hal tersebut karena tidak hanya praktek illegal fishing yang terjadi, tapi juga human trafficking, penyelundupan barang, kejahatan narkoba, pencucian uang, dan perusakan terumbu karang.

Selain itu, menurut Jokowi, bumi yang 71 persen merupakan perairan membuktikan bahwa laut adalah salah satu sumber utama dari kehidupan masyarakat dunia. "Sekitar 2,6 miliar orang menggantungkan hidupnya pada laut," tuturnya.

Indonesia, menurut Jokowi, akan terus memerangi kejahatan illegal fishing. Hal ini karena Indonesia mengalami kerugian sekitar US$ 20 miliar per tahun akibat illegal fishing.

Indonesia juga merugi karena kerusakan terumbu karang mencapai 65 persen. Padahal Indonesia, berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa, merupakan salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia, yakni sekitar 6 juta ton per tahun atau 68 persen dari kebutuhan laut dunia. "Kalau illegal fishing terus diberantas, pasti produksi laut Indonesia akan semakin bertambah," katanya.

Dalam pembukaan simposium ini, Jokowi juga mengapresiasi kinerja semua kementerian, lembaga, dan aparat penegak hukum dalam memberantas illegal fishing. Pemberantasan illegal fishing ini memberi bukti menurunnya praktek pencurian ikan, sehingga hasil produksi ikan bertambah, dari 7,3 juta ton pada 2013 menjadi 9,9 juta ton pada 2015. "Menurun 30-35 persen," ucapnya.

Jokowi berujar, Indonesia berharap negara-negara peserta simposium akan terus berkomitmen memberantas kejahatan illegal fishing. "Kami juga bersedia membagi pengalaman dalam memberantas kejahatan illegal fishing.”

Acara The 2nd International Symposium on Fisheries Crime dilaksanakan pada 10-11 Oktober 2016 di Yogyakarta. Selain dihadiri Presiden Jokowi, acara ini dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Acara ini juga diikuti 45 negara, di antaranya Australia, Austria, Cina, India, Ghana, Nigeria, Afrika Selatan, dan Vietnam.

ODELIA SINAGA




Berita terkait

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

7 menit lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

10 menit lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

57 menit lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

1 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

2 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

3 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

5 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

20 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya