Bank Sentral Jepang Bakal Pangkas Suku Bunga, Ini Dampaknya ke RI

Senin, 10 Oktober 2016 12:13 WIB

Bank of Japan. Foto: google

TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral Jepang membuka kemungkinan menurunkan suku bunga negatifnya sebagai bentuk kebijakan yang lebih agresif. Kebijakan ini diambil bila ada guncangan kuat dan memerlukan penguatan moneter Negeri Sakura.

“Bank of Japan (BoJ) tidak akan ragu memperdalam suku bunga negatif atau menambah pembelian aset yang saat ini jumlahnya sudah besar,” ujar Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda, seperti dilansir Reuters, Sabtu, 8 Oktober 2016.

Sebaliknya, kata Kuroda, pihaknya akan memperpanjang kebijakan suku bunga negatif jika guncangan eksternal memukul perekonomian dan membutuhkan pelonggaran moneter lebih lanjut. “Perekonomian bergerak naik dan turun dan pada tahap ini. Kami tidak berpikir itu perlu mengurangi suku bunga.”

Kuroda berujar, sementara BoJ tidak menargetkan nilai tukar mata uang untuk membimbing kebijakan moneternya. Bank sentral sedang memantau yen untuk bergerak perlahan karena dampaknya terhadap perekonomian.

Analis ekonomi dari Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, menyatakan rencana BoJ itu akan mendorong nasabah mengambil uang yang selama ini ditabung di bank untuk diinvestasikan di tempat lain. Di sisi lain, penurunan suku bunga Jepang akan memberikan sentimen positif kepada emerging market karena dana tersebut akan diinvestasikan di pasar negara berkembang.

Hans menuturkan dampak penurunan suku bunga Jepang tersebut memang tak terlalu signifikan. “Yang pasti, ada capital inflow masuk Indonesia. Meski harus kita akui bahwa investor terbesar di dunia tetap Amerika,” ujar Hans Kwee saat dihubungi, Senin, 10 Oktober 2016.

Hans mengatakan deflasi yang saat ini terjadi di Jepang memang menjadi momok bagi perekonomian. Jadi, ketika terjadi deflasi, mereka akan melakukan pembelian aset untuk diinvestasikan. “Itu upaya Jepang mengurangi deflasi, salah satunya menurunkan bunga negatif, sehingga orang mau bergerak dan melakukan investasi.”

REUTERS | DESTRIANITA




Berita terkait

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

12 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

2 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

2 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

3 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

3 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

3 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya