BI: Pencetakan Uang Baru Tidak Menambah Jumlah Uang Beredar  

Reporter

Selasa, 4 Oktober 2016 21:22 WIB

Rupiah. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Distribusi Uang Bank Indonesia Astral mengatakan pencetakan uang baru oleh Bank Indonesia tidak menambah jumlah uang beredar, melainkan hanya mengganti uang lusuh atau rusak di masyarakat.

"Kebijakan BI mencetak uang baru semata-mata untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat, bukan menambah jumlah uang beredar," katanya saat berbicara pada “Temu Wartawan Daerah Bank Indonesia” di Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.

Menurut dia, sebelum mencetak dan mendistribusikan uang baru, BI lebih dulu memusnahkan uang lusuh atau rusak yang telah ditarik dari peredaran. Berdasarkan jumlah uang lusuh dan rusak yang ditarik dan dimusnahkan tersebut, kata dia, BI kemudian merencanakan pencetakan uang baru.

"BI menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat. Sebab, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang rupiah, keberadaan mata uang rupiah di Indonesia sama pentingnya dengan kedaulatan negara," ujarnya.

Artinya, ujar Astral, pencetakan uang baru untuk menjaga kualitas uang rupiah yang beredar di masyarakat sama pentingnya dengan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena menjaga uang rupiah begitu penting, kata dia, maka salah satu pasal dari undang-undang itu melarang warga negara menolak uang rupiah saat bertransaksi.

"Menolak uang rupiah dalam bertransaksi di wilayah NKRI diancam hukuman pidana 1 tahun penjara dan denda sebanyak Rp 200 juta," tuturnya.

Karena itu, kata dia, kewajiban menjaga kualitas uang rupiah tidak hanya kewajiban BI, tapi juga tugas semua warga negara. "Kita semua harus menjaga kualitas uang rupiah yang beredar di masyarakat sehingga jumlah uang lusuh atau rusak setiap tahun menjadi lebih sedikit," ucapnya.

ANTARA


Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

15 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

17 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya