BPS: Biaya Kuliah Kerek Inflasi September 2016  

Senin, 3 Oktober 2016 14:49 WIB

Penerimaan mahasiswa baru di Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Senin (26/8). TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,22 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 125,41 pada September 2016. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi masih terkendali meski terjadi peningkatan.

Pada Agustus 2016, BPS mencatat deflasi sebesar 0,02 persen akibat turunnya beberapa harga, seperti bahan makanan dan tarif angkutan, seusai Lebaran. "Kami berharap inflasi tetap terkendali hingga tiga bulan ke depan sehingga target inflasi 2016 bisa tercapai," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2016.

Bank Indonesia mematok target inflasi 3-5 persen. Sejak Januari hingga September (year-to-date), tingkat inflasi tercatat sebesar 1,97 persen. Adapun tingkat inflasi September 2016 dibandingkan September 2015 (year-on-year) sebesar 3,07 persen.

Baca: BPS: Jumlah Penumpang Angkutan Udara Domestik Menurun

Komponen inti pada September mengalami inflasi sebesar 0,33 persen. Tingkat komponen inti Januari-September (year-to-date) sebesar 2,58 persen. Sedangkan, jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya (year-on-year), tingkat inflasi komponen inti sebesar 3,21 persen.

Suhariyanto mengatakan inflasi dihitung di 82 kota IHK. Sebanyak 58 kota IHK tercatat mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga, yaitu 1,85 persen dengan IHK 129,12. Inflasi terendah terjadi di Purwokerto dan Banyuwangi masing-masing 0,02 persen dengan IHK 121,81 dan 121,84.

Sedangkan 24 kota IHK lainnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Pontianak 1,06 persen dengan IHK 133,94. Deflasi terendah terjadi di Kendari 0,01 persen dengan IHK 121,65.

Baca: Bela Kiswinar, Rey Utami Siap Biayai Mario Teguh Tes DNA

Menurut Suhariyanto, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga di beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok pendidikan dan rekreasi mengalami inflasi tertinggi, yaitu 0,52 persen. "Sebab, ada kenaikan biaya masuk perguruan tinggi," tuturnya.

Pendukung inflasi tertinggi kedua ialah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang mengalami yang inflasi sebesar 0,34 persen. Penyumbang inflasi terbesar dalam kelompok tersebut ialah kenaikan harga rokok.

Kelompok penyumbang inflasi lainnya adalah kelompok kesehatan 0,33 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,29 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen; dan kelompok sandang 0,13 persen. Adapun kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,07 persen dengan andil -0,01 persen.

VINDRY FLORENTIN


Berita terkait

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

4 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

8 jam lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

20 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

22 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

3 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

5 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

14 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya