Ini Upaya Pemerintah Genjot Produksi Baja Nasional

Reporter

Kamis, 15 September 2016 21:51 WIB

Ilustrasi Pabrik baja. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengklaim tengah berupaya menggenjot produksi baja dalam negeri mengingat kebutuhan baja nasional mengalami pertumbuhan yang signifikan sehingga kekurangan pasokan akhirnya banyak disuplai dari produk impor.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawiryawan mengatakan kebutuhan baja nasional saat ini mencapai 12 juta ton per tahun, tapi produsen dalam negeri hanya mampu memproduksi 8 juta ton per tahun.

“Kontribusi industri kita sendiri saat ini memang sangat rendah, tapi kita tidak perlu risau justru harus maju dan mendorong pertumbuhan industri agar negara kuat tanpa harus bergantung pada produk impor,” katanya di sela-sela Groundbreaking Pabrik Baja PT Sunrise Steel, di Desa Jampirogo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Kamis, 15 September 2016.

Dia mengatakan selain mendorong pertumbuhan industri baja dalam negeri melalui kemudahan izin investasi, pemerintah juga mengupayakan perlindungan produk baja dalam negeri dari serbuan produk asing. Salah satunya dengan pengenaan bea anti-dumping, kontrol suplai produk impor melalui pengetatan syarat.

“Kita harus punya early warning system di dunia usaha yang semakin ketat persaingannya. Bahkan produk kita yang diekspor ke negara lain juga diperketat oleh mereka karena mereka juga melindungi produknya sendiri,” jelas Putu.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) Ernawati menambahkan besi dan baja merupakan industri yang strategis sehingga butuh perlindungan dari pemerintah.

Harga baja dunia, kata Ernawati, sekarang ini sudah mulai bangkit setelah sempat merosot akibat produksi baja dari Cina yang mengalami over kapasitas. Akibatnya Indonesia menjadi sasaran target ekspor oleh Cina, India, Jepang dan Amerika Serikat.

“Perlindungan kita bukan cuma pengenaan bea anti dumping tapi pemerintah juga membuat kebijakan kewajiban proyek-proyek yang menggunakan biaya pemerintah harus memenuhi syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dengan begitu diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri dalam negeri,” jelasnya.

Sementara itu, produsen baja lapis aluminium seng (BjLAS), PT Sunrise Steel saat ini mulai menambah produksi baja menjadi 400.000 ton per tahun dengan membangun lini baru di pabrik Mojokerto.

Presiden Direktur Sunrise Steel, Henry Setiawan mengatakan lini pabrik pertama sebelumnya memiliki kapasitas produksi 260.000 ton per tahun. Pada lini baru yang mulai dibangun pada semester II tahun ini akan memiliki kapasitas produksi 140.000 ton per tahun, sehingga pada 2018 Sunrise Steel akan memproduksi baja lapis mencapai 400.000 ton per tahun.

“Penambahan line kedua ini membutuhkan investasi mencapai US$50 juta, dengan begitu Sunrise Steel akan menjadi produsen baja lapis yang terbesar, dan ini merupakan bentuk kami komitmen dalam mendukung pemerintah meningkatkan produksi baja nasional,” ujarnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Permintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen

6 November 2023

Permintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengungkap permintaan baja Indonesia meningkat menjadi 17,9 ton pada 2023.

Baca Selengkapnya

Industri Baja RI Disebut sebagai Sektor yang Menarik untuk Investasi, karena...

6 November 2023

Industri Baja RI Disebut sebagai Sektor yang Menarik untuk Investasi, karena...

Secara jangka panjang, ASEAN terutama Indonesia, masih menjadi wilayah yang menarik untuk investasi di industri baja.

Baca Selengkapnya

Industri Peleburan Baja Kena Sanksi Administratif DKI, Operasional Cerobong Harus Dihentikan Sementara

9 September 2023

Industri Peleburan Baja Kena Sanksi Administratif DKI, Operasional Cerobong Harus Dihentikan Sementara

Dinas Lingkungan Hidup DKI memberikan sanksi administratif kepada salah satu industri peleburan baja. Aktivitas cerobong harus dihentikan sementara.

Baca Selengkapnya

Ekspor Produk Baja Naik Pesat Menjadi 5,2 Juta Ton pada 2021

2 Desember 2022

Ekspor Produk Baja Naik Pesat Menjadi 5,2 Juta Ton pada 2021

Ekspor produk baja meningkat pesat dari 1,3 juta ton pada tahun 2017 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2021.

Baca Selengkapnya

Kemendag Targetkan Ekspor Besi dan Baja di Tahun Ini USD 30 Miliar

26 Juli 2022

Kemendag Targetkan Ekspor Besi dan Baja di Tahun Ini USD 30 Miliar

Kemendag menargetkan ekspor baja dan besi US$ 30 miliar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Kerugian Negara di Kasus Krakatau Steel Ditaksir Mencapai Rp 6,9 Triliun

18 Juli 2022

Kerugian Negara di Kasus Krakatau Steel Ditaksir Mencapai Rp 6,9 Triliun

Kejaksaan Agung memulai penyidikan kasus korupsi dalam proyek pembangunan pabrik blast furnace complex di PT Krakatau Steel tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Krakatau Steel Cetak Laba Bersih Rp 896,1 Miliar, Naik 174 Persen

1 April 2022

Krakatau Steel Cetak Laba Bersih Rp 896,1 Miliar, Naik 174 Persen

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp 896,1 miliar sepanjang 2021, mengakhiri kerugian yang dialami delapan tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya

2022, Kimin Tanoto Optimistis Kinerja Industri Baja Meningkat

17 Desember 2021

2022, Kimin Tanoto Optimistis Kinerja Industri Baja Meningkat

Banyak faktor turut mempengaruhi kinerja industri baja pada 2022. Mulai dari pertumbuhan ekonomi dunia hingga rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Efisiensi, Dirut Krakatau Steel Sebut Jumlah Pegawai Ideal 2.500 di Akhir 2021

25 September 2021

Efisiensi, Dirut Krakatau Steel Sebut Jumlah Pegawai Ideal 2.500 di Akhir 2021

Dirut Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan perseroan bakal terus mengurangi jumlah pegawai hingga akhirnya berjumlah 2.500 orang pada akhir 2021.

Baca Selengkapnya

Dirut Krakatau Steel: Pabrik Hot Strip Mill 2 Pangkas Biaya Operasi 25 Persen

21 September 2021

Dirut Krakatau Steel: Pabrik Hot Strip Mill 2 Pangkas Biaya Operasi 25 Persen

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengklaim pabrik Hot Strip Mill 2 mampu menghasilkan lembaran baja dengan kualitas terbaik.

Baca Selengkapnya