Pabrik Serat Optik Terbesar ASEAN Hadir di Karawang

Jumat, 9 September 2016 09:26 WIB

Sejumlah petinggi Yangtze Optical Fibre Indonesia melakukan gunting pita saat opening ceremony pabrik terbaru mereka di Kawasan Industri Suryacipta, Kabupaten Karawang, 8 September 2016. HISYAM LUTHFIANA

TEMPO.CO, Karawang - PT Yangtze Optical Fibre Indonesia (YOFI) yang merupakan perusahaan gabungan antara perusahaan asal Cina dan perusahaan asal Indonesia mendirikan pabrik serat optik Kawasan industri Suryacipta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Yangtze Optical Fibre and Cable (YOFC) dan PT Monas Permata Persada (MPP) menginvestasikan tak kurang dari US$ 30 juta atau sekitar Rp 393 miliar untuk membangun pabrik tersebut dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing 70 persen dan 30 persen.

Presiden Direktur PT YOFI, Chen Huixiong, menyatakan pabrik tersebut siap menyediakan kebutuhan serat optik nasional. Saat ini kapasitas produksi pabrik sebesar 3 juta kilometer serat optik dan akan terus ditingkatkan di masa mendatang. "Pabrik ini menjadi produsen serat optik yang pertama di Indonesia bahkan ASEAN, kami siap pasarkan hingga ASEAN," ujar Chen di sela-sela acara pembukaan pabrik PT YOFI di Karawang, Kamis, 8 September 2016.

Dengan komitmen menggenjot kapasitas produksinya tiap tahun, YOFI menargetkan bisa menjadi perusahaan pabrik serat optik terbesar di kawasan ASEAN. Tahun depan, perusahaan menargetkan kenaikan produksi menjadi 6 juta kilometer serat optik. “Setelah produksi mencapai 12 juta kilometer, kami baru akan pasarkan ke 10 negara ASEAN," ujar Santoso, Presiden Direktur PT MPP.

Santoso juga berharap pemerintah segera mewajibkan standar nasional Indonesia (SNI) untuk serat optik. "Supaya menghindari impor kabel," tuturnya. "Meningkatnya infrastruktur telekomunikasi di Indonesia perlu disokong berbagai produk dalam negeri," katanya.

CEO Telkom Akses, M. Warif Maulidy mengatakan, beroperasinya YOFI bisa mendukung program pembangunan akses internet berkecapatan tinggi dengan nama rencana pita lebar Indonesia. "Jumlah hot spot di Indonesia ada 70 juta. Karena pada 2020 seluruh wilayah harus terhubung broadband, kita membutuhkan 70 juta kilo meter serat optik," ujar Warif.

Rencana Pita Lebar Indonesia adalah program pemerintah untuk menghubungkan seluruh wilayah dengan jaringan internet. Program itu digadang-gadang dapat mengikis kesenjangan antar wilayah. Menurut Warif, dalam Peraturan Presiden Nomor 96 tahun 2014, pemerintah menargetkan seluruh wilayah di Indonesia dapat terhubung internet pada tahun 2020. "Kami (Telkom) punya tanggung jawab mengkoneksi broadband," tuturnya.

Tan Shufu, Konsul Ekonomi dan Perdagangan dari Perwakilan Cina untuk ASEAN mengatakan program Pita Lebar Indonesia itu mampu meningkatkan pertumbuhan dan permintaan pasar serat optik. "Hadirnya pabrik ini bisa penuhi kebutuhan pasar.”

HISYAM LUTHFIANA

Berita terkait

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

3 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

5 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

14 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

15 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

2 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

3 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

3 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

4 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya