TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan harga gabah baik untuk gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG) maupun gabah kualitas rendah pada Agustus 2016, dengan harga tertinggi mencapai Rp8.000 per kilogram.
"Harga gabah pada Agustus 2016 mengalami kenaikan, harga tertinggi untuk GKP varietas Siam Mayang yang terjadi di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, mencapai Rp8.000 per kilogram," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (1 September 2016).
Sasmito mengatakan, selama Agustus 2016, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.480,00 per kilogram atau mengalami kenaikan sebesar 2,38 persen, dan di penggilingan tercatat Rp4.564,00 per kilogram atau naik 2,37 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada Juli 2016.
Sementara untuk rata-rata harga GKG, lanjut Sasmito, di tingkat petani Rp5.405,00 per kilogram atau naik 0,46%, di tingkat penggilingan Rp5.514,00 per kilogram atau naik 0,75%.
"Harga gabah kualitas rendah di tingkat petani juga mengalami kenaikan menjadi Rp3.997,00 per kilogram atau naik 4,34 persen. Sementara di penggilingan Rp4.088,00 per kilogram atau naik 4,50%," kata Sasmito.
Namun jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2015, lanjut Sasmito, rata-rata harga pada tingkat petani untuk GKP turun 2,50%, dan gabah kualitas rendah turun sebesar 6,09%. Adapun untuk GKG mengalami kenaikan sebesar 2,99%.
Pada tingkat penggilingan, juga terjadi penurunan pada GKP dan gabah kualitas rendah masing-masing 2,42% dan 5,57%, sedangkan GKG naik 2,95%.
Meskipun harga gabah pada Agustus 2016 mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya, untuk rata-rata harga beras kualitas premium di tingkat penggilingan turun sebesar 0,08 persen menjadi Rp9.367,00 per kilogram, untuk kualitas medium juga mengalami hal serupa atau turun 0,35% menjadi Rp8.901 per kilogram.
"Rata-rata harga beras kualitas rendah di tingkat penggilingan sebesar Rp8.502,00 per kilogram, atau juga mengalami penurunan yang tercatat sebesar 0,65 persen," kata Sasmito.
Jika dibandingkan dengan Agustus 2015, rata-rata harga beras di tingkat penggilingan pada Agustus 2016 untuk kualitas premium naik 2,63%, kualitas medium naik 1,83%, dan kualitas rendah turun 2,56%.
Hasil laporan BPS tersebut berdasarkan 1.716 transaksi penjualan gabah di 24 provinsi selama Agustus 2016, yang didominasi transaksi gabah kering panen sebanyak 66,14%, gabah kualitas rendah 26,87%, dan gabah kering giling 6,99%.
Berita terkait
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
2 hari lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
2 hari lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
12 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
12 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
12 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaBPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
12 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan
12 hari lalu
BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
12 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaTimur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak
12 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPenerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen
30 hari lalu
Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.
Baca Selengkapnya