Demi KTT G20, Cina Tutup 255 Perusahaan, Ini Alasannya

Reporter

Kamis, 1 September 2016 15:32 WIB

KAA, Bendera nasional Republik Rakyat Cina. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Polusi merupakan masalah besar yang dihadapi Cina dan sudah lama menjadi sorotan dunia. Karena itu, menjelang KTT G20, Cina dikabarkan telah menutup sementara ratusan perusahaan. Langkah ini diambil guna mengurangi polusi agar negara-negara anggota G20 tidak menyaksikan langsung bagaima parahanya pencemaran udara di Negeri Tirai Bambu tersebut.


Saat ini sebanyak 255 perusahaan di Shanghai sudah berhenti beroperasi sementara, guna mengurangi polusi menjelang pelaksanaan KTT G20 di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok pada 4 hingga 5 September 2016.


Penghentian sementara operasional juga berlaku bagi perusahaan minyak raksasa milik negara Sinopec Shanghai Petrochemical dan Baoshan Iron & Steel, perusahaan furnitur serta cat, demi mengurangi tingkat polusi di Shanghai, khususnya di Hangzhou yang hanya berjarak dua jam perjalanan darat.


Demikian pernyataan resmi Pemerintah Shanghai, yang diterima Kamis (1 September 2016). Pihak berwenang Tiongkok pekan lalu meminta ratusan pabrik di lima provinsi untuk berhenti beroperasi.


Menghentikan sementara operasional pabrik besar maupun kecil, merupakan hal rutin yang dilakukan Pemerintah Tiongkok, ketika dipercaya menjadi tuan rumah sebuah perhelatan besar berskala internasional, menyusul keberhasilan Olimpiade 2008 di Beijing.


Advertising
Advertising

Langkah serupa dilakukan Tiongkok ketika menjadi tuan rumah KTT APEC 2014 di Beijing, yang dikenal dengan "APEC Blue", dan kini Tiongkok berupaya membuat hal serupa pada KTT G20 di Hangzhou, dengan semboyan "G20 Blue".


Semboyan "G20 Blue" pun diterapkan ke seluruh kota dan provinsi yang berdekatan dengan Hangzhou, Provinsi Zhejiang, tempat pertemuan puncak negara-negara G20 digelar.


Kontrol pabrik yang meliputi perusahaan kimia, produsen bahan bangunan dan produsen tekstil berlaku di seluruh daerah delta Sungai Yangtze di sekitar Shanghai dan mencakup Provinsi Zhejiang, Jiangsu, Anhui dan Jiangxi, serta sembilan kota di Provinsi Shandong, yang berjarak hampir 435 mil utara dari Hangzhou.


Di Hangzhou, selain menutup pabrik, pembatasan penggunaan kendaraan juga telah dilakukan sejak beberapa pekan silam. Pemerintah setempat juga meliburkan penduduk selama satu pekan dan mereka didorong untuk berwisata ke luar dari Hangzhou.


Departemen Perlindungan Tiongkok mencatat Beijing berada pada peringkat 66 dari 74 kota terpolusi di Negeri Panda tersebut. Shanghai dan Hangzhou masing-masing berada pada urutan 57 dan 43.


ANTARA

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

2 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

3 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

7 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

9 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

2 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya