Riset: Indonesia 10 Besar Tujuan Investor Cina

Reporter

Jumat, 26 Agustus 2016 08:17 WIB

KAA, Bendera nasional Republik Rakyat Cina. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan riset dari Property Guru Group menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara tujuan investor Cina untuk membeli properti di luar negeri dengan tujuan pendidikan, emigrasi, investasi, dan gaya hidup.

"Para investor properti di Cina tidak dapat membeli properti secara bebas karena peraturan pemerintahnya sehingga mereka memilih negara-negara yang menawarkan keuntungan menarik," demikian Manajer Perwakilan Rumah.com, anak perusahaan Wasudewan, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2016.

Wasudewan mengemukakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke delapan negara yang dianggap investor Cina memiliki ketertarikan di bidang properti dan sejajar dengan Australia, Jepang, serta Kanada.

Berdasarkan perilaku para investor Cina di situs properti juwai.com, riset mengungkapkan bahwa Singapura menjadi pilihan utama dan mengalahkan Amerika Serikat, Hong Kong, dan Taiwan.

Investor lebih menyukai tipe properti perumahan (97 persen) daripada komersial (3 persen), dengan ukuran dua kamar tidur (41 persen). Kebanyakan dari mereka didorong oleh fasilitas pendidikan yang menarik di Singapura.

Wasudewan menjelaskan ada empat motivasi utama investor properti Cina tertarik menanamkan modalnya di luar negeri, yakni pendidikan.

Jumlah pelajar asal Cina di luar negeri terus bertambah dengan komposisi 31 persen pelajar asing di Amerika Serikat atau sekitar 304 ribu pada 2014/2015.

Alasan kedua adalah emigrasi. Beberapa negara menawarkan kewarganegaraan melalui investasi dalam properti. Berbeda dengan program imigrasi biasa, investor berhak melakukan perjalanan dan tinggal di negara tujuan tanpa harus menetap dan tetap membayar pajak.

Kemudian, dikemukakannya, alasan ketiga adalah investasi yang dianggap lebih menguntungkan daripada di Cina sendiri karena harga properti yang relatif mahal. Terakhir, alasan keempat adalah gaya hidup dan pesiar.

"Di Cina, tidak semua masyarakat dapat membeli properti di area tertentu, misalnya investor asal kota Shuzou tidak bisa membeli properti di kita besar, seperti Shanghai atau Beijing, karena ia tidak terdaftar sebagai penduduk kedua kota," catatnya.

Karena itu, ia menambahkan bahwa warga Suzhou lebih memilih berinvestasi di kota-kota besar lain, seperti Singapura atau Sydney yang menawarkan nilai investasi lebih menarik.

ANTARA

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

4 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

5 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

9 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

12 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

2 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya