Seorang pengunjung memilih kain batik Lasem, pada Finance & UMKM Expo di Semarang, Jateng, Jumat (25/5). ANTARA/R. Rekotomo
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat, pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar 8,3 persen secara year-on-year per Juni 2016.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia Yunita Resmi Sari mengatakan realisasi pertumbuhan kredit UMKM tersebut mengalami pelambatan.
Menurut dia, pertumbuhan tersebut lebih rendah daripada pertumbuhan kredit secara nasional yang sebesar 8,9 persen.
Adapun outstanding kredit UMKM tercatat Rp 827,3 triliun pada Juni 2016.
“Memang sedikit melambat, tapi juga itu indikator yang berlaku di perbankan. Kredit melambat di semua sektor, baik UMKM dan non-UMKM. UMKM juga kebetulan menjadi supplier pengusaha besar dan menengah,” ujar Yunita di Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2016.
Meski lebih rendah dibandingkan industri, menurut Yunita, pertumbuhan kredit UMKM hingga Juni 2016 ini sudah lebih tinggi daripada kuartal sebelumnya. Adapun pada kuartal sebelumnya pertumbuhan kredit UMKM tercatat 6,2 persen.
Sementara itu, pangsa pasar kredit UMKM juga meningkat dari 19,5 persen per kuartal I tahun 2016 menjadi 19,7 persen per kuartal II tahun 2016. Dari aspek jumlah penerima kredit, baru ada sekitar 13 juta pelaku UMKM atau sekitar 22 persen dari total UMKM di Indonesia yang sebanyak 50 juta.
Lebih lanjut, Yunita mengatakan pihaknya yakin penyaluran kredit UMKM tahun ini bakal terus mencatatkan pertumbuhan positif seiring dengan kondisi perekonomian yang juga mulai membaik.
Dia menilai, paling tidak penyaluran kredit UMKM sejalan dengan target kredit yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu 7-9 persen.
“Masih sejalan dengan proyeksi BI, 7-9 persen. Itu kan secara total kredit, termasuk kredit UMKM,” kata Yunita.