UGM: Kereta Cepat Jakarta - Bandung Bakal Merugi

Reporter

Selasa, 23 Agustus 2016 18:18 WIB

Presiden Jokowi (tengah) meninjau miniatur kereta cepat saat Groundbreaking Proyek Kereta Cepat di Cikalong Wetan, Bandung Barat, 21 Januari 2016. Acara ini dihadiri Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta, Menteri BUMN, Menteri PUpera, Menteri LHK, dan pihak-pihak lainnya. AP/Dita Alangkara

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hasil riset mahasiswa Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa proyek kereta cepat Jakarta Bandung akan mengalami kerugian. Tim riset dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM itu memaparkan bahwa proyek tersebut bakal sulit memikat konsumen.

“Kami membandingkan keunggulan dari tiap moda transportasi Jakarta-Bandung yang sudah ada,” kata salah satu anggota tim riset, Dhirta Parera di kampusnya seperti dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 23 Agustus 2016.

Dhirta menjelaskan bahwa mobil masih menjadi pilihan utama moda transportasi antara Jakarta Bandung. Berdasarkan riset yang mereka lakukan, ada 127.133 perjalanan setiap harinya antara kedua kota itu yang ditempuh dengan menggunakan mobil pribadi.

Setelah mobil pribadi, kemudian diikuti dengan moda transportasi travel atau mini bus yang mengangkut 13.000-14.000 penumpang per hari, bus besar mengangkut kurang dari 1.000 penumpang per hari, dan KA Argo Parahyangan yang mengangkut 2.000-2.500 penumpang setiap harinya.

Sementara untuk menutup nilai investasi proyek kereta cepat yang sebesar Rp 72,5 triliun, maka minimal dibutuhkan jumlah penumpang setiap hari sebanyak 21.134.


Menurut Dhirta jumlah tersebut dinilai kurang realistis. Ditambah dengan harga tiket yang mahal yaitu Rp 200 ribu. “Apakah realistis kereta api cepat bisa menarik penumpang dalam jumlah sebanyak itu?,” katanya.

Target itu dinilai tidak realistis dengan melihat karakteristik perjalanan Jakarta-Bandung selama ini. Dari hasil perhitungan nilai investasi yang dilakukan oleh konsorsium BUMN, tim riset ini memproyeksikan kereta cepat ini bakal merugi.

Hasil kajian ini meraih jura 1 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Tarumanegara pada 10 Juni 2016. Dhirta melakukan riset bersama dengan dua teman lainnya, Kemal Fardianto, dan Yogi Andriyanto.

Dalam kajiannya, mereka menawarkan solusi adanya pembangunan akses dan integrasi antar moda. Salah satunya dengan menghubungkan stasiun kereta api cepat dengan transportasi publik dalam kota misalnya bus rapid transit, light rapid transit, dan mass rapid transit. Lalu, traffic demand management pada tol Cipularang.

Traffic demand management di tol Cipularang bertujuan untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi. Adapun TDM yang diusulkan dengan menaikkan tarif mobil pribadi dengan jumlah penumpang kurang dari 4. “Melalui kebijakan tersebut diperkirakan sedikit banyak memengaruhi pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke kereta cepat,” katanya.

Setelah sempat terhenti sejak dilakukan groundbrekaing Januari 2016, proyek kereta cepat akan dilanjutkan kembali dalam waktu dekat.


PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, salah satu BUMN yang terlibat dalam proyek itu akan mulai membangun jalur kereta sepanjang 35 kilometer dari total panjang jalur kereta 142 kilometer. lintasan 35 kilometer pertama proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu akan berada di sisi kiri jalan tol Jakarta-Cikampek

IQBAL MUHTAROM


Advertising
Advertising

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

7 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

15 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

19 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

30 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

34 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

54 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

58 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

8 Maret 2024

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

6 Maret 2024

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya