BI Perkirakan Inflasi 2016 Sebesar 3,2 Persen

Reporter

Jumat, 12 Agustus 2016 13:06 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo. TEMPO/Bambang Harymurti

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memerkirakan inflasi sepanjang 2016 akan berada di 3,2 persen (year on year/yoy) atau lebih rendah dibanding 2015 yang sebesar 3,35 persen.

Berbicara di depan para kepala daerah dalam forum di Batam, Jumat, 12 Agustus 2016, Agus mengatakan capaian inflasi rendah pada tahun ini akan semakin menjaga stabilitas ekonomi dan mencerminkan kondisi fundamental ekonomi yang semakin baik, setelah pada 2013 inflasi melonjak hingga 8,3 persen (yoy).

"Pada 2013, (inflasi) banyak menggerus penghasilan. Pada 2015 inflasi semakin baik, di 2016 kita perkirakan 3,2 persen," kata Agus dalam forum diskusi Reformulasi Strategi Kebijakan Pengembangan Wilayah Batam dan sekitarnya.

Agus mengatakan proyeksi inflasi tahun ini di 3,2 persen merupakan batas bawah dari arah inflasi yang dijaga BI di empat persen plus minus satu persen.

"Kami berharap, di sisa waktu 2016, inflasi akan semakin terjaga, dan stabil," kata dia.

Agus belum menjabarkan faktor pendukung yang bisa menjaga inflasi di level rendah di 3,2 persen. Namun, dari beberapa kesempatan sebelumnya, Agus mengungkapkan tekanan inflasi ke depan lebih banyak bersumber dari inflasi pangan, sementara inflasi dari kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices) sudah dapat dikendalikan.

Momentum derasnya tekanan inflasi pada sisa tahun ini juga diperkirakan hanya berasal dari musim kemarau basah La Nina, dan musim liburan serta perayaaan Natal pada akhir tahun.

Inflasi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang dijaga Bank Sentral untuk mempertahankan stabilitas perekonomian. Indikator lainnya seperti neraca transaksi berjalan pada tahun ini menurut Agus masih dalam rentang aman, yakni US$ 20 miliar atau 2,2 persen dari Produk Domestik Bruto.

Sementara, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di 5-5,4 persen (yoy).

Inflasi juga menjadi refrensi BI untuk menentukan arah kebijakan moneter, yang pada tahun ini telah melonggar secara terukur, dengan pemotongan bunga acuan sebesar 100 basis poin hingga Juli 2016.

Bank sentral mulai aktif menggunakan instrumen moneternya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, setelah laju inflasi semakin terjaga dan diperkirakan tidak akan menjadi hambatan stabilitas ekonomi di sisa tahun.

"Inflasi tidak lagi menjadi isu (masalah) tahun ini," kata Direktur Eksekutif Kebijakan Moneter dan Ekonomi BI Juda Agung beberapa waktu lalu.

Inflasi tahun kalender Januari-Mei 2016 tercatat 0,4 persen dan laju inflasi secara tahunan (year on year) 3,33 persen.

ANTARA

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

17 jam lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya