Rupiah Menguat, Gubernur BI: Cerminan Fundamental Ekonomi  

Reporter

Selasa, 9 Agustus 2016 15:08 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo berfoto bersama dengan perwakilan 6 sanggar betawi DKI Jakarta, dalam acara peluncuran Program Pelestarian Kesenian Budaya Betawi, di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta, 4 Juni 2016. Tempo/Ghoida Rahmah

TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari ini berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah terpantau menguat 11 poin atau 0,08 persen di posisi 13.133 per dolar Amerika Serikat dari penutupan kemarin di angka 13.144 per dolar Amerika.

Tren rupiah yang bergerak fluktuatif di posisi 13.150-13.079 selama sebulan ini, menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, mencerminkan kondisi rupiah yang cukup kuat dan sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia, yang diliputi sentimen positif dari dalam negeri.

Di antaranya rilis produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal kedua yang mencapai 5,18 persen dibanding pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang tumbuh di angka 4,92 persen. Lalu kondisi inflasi yang terjaga, di mana pada Juli lalu secara year-on-year berada di posisi 3,21 persen. “Transaksi berjalan menunjukkan kondisi yang lebih sehat dan neraca perdagangan selalu positif. Ini adalah kondisi yang menunjukkan fundamental Indonesia,” ucap Agus di gedung Bank Indonesia, Selasa, 9 Agustus 2016.

Selain itu, Agus melihat beberapa kebijakan yang diambil pemerintah direspons positif, baik oleh masyarakat maupun pelaku pasar, misalnya pengesahan Undang-Undang Pengampunan Pajak dan perombakan kabinet dengan melantik Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Pada 27 Juli lalu atau saat Sri Mulyani diangkat, rupiah juga menguat 20 poin atau 0,15 persen ke level 13.130 dari penutupan sebelumnya 13.150 per dolar Amerika.

Baca
: Pengamat Memperkirakan Rupiah Bergerak Terkonsolidasi

Lalu disusul dengan kebijakan yang diajukan Sri Mulyani untuk kembali memotong Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 sebesar Rp 133,8 triliun yang berasal dari pos belanja kementerian dan belanja daerah. Itu semua menunjukkan kondisi yang cukup baik, direspons secara baik, aliran dana masuk ke Indonesia besar, dan nasabah ataupun korporasi yang memegang valuta asing banyak yang melepas valuta asingnya, sehingga terjadi penguatan rupiah.

Namun, ujar Agus, dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik bukan serta-merta akan mendorong rapat Dewan Gubernur BI kembali menurunkan suku bunga acuan BI saat rapat dilaksanakan pada 18-19 Agustus mendatang. “Kami tidak bicara tentang itu. Kami akan melihat data-data dan informasi yang ada untuk kami kaji, kemudian kami akan memutuskan. Tapi, untuk sekarang kami, tidak bisa menceritakan soal kebijakan yang akan diambil,” tutur Agus.

DESTRIANITA




Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

7 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya