BI: DP Kendaraan Bermotor Saat Ini Sudah Rendah  

Reporter

Senin, 8 Agustus 2016 19:27 WIB

Gubernur Deputi Gubernur Perry Warjiyo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) tak setuju dengan rencana pelonggaran kredit kendaraan bermotor, khususnya rencana penghapusan uang muka atau down payment (DP) pembiayaan kendaraan bermotor.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan DP kendaraan bermotor di angka 20-25 persen saat ini sudah cukup rendah untuk kredit produktif ataupun konsumtif. "Dengan DP 20 dan 25 persen itu, kami pertimbangkan cukup untuk jaga-jaga penurunan mobil sebagai agunan," ujarnya di kompleks Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016.

Perry mengatakan hal itu menjadi pertimbangan BI untuk tidak memperlonggar kredit kendaraan bermotor karena sudah cukup mendorong kredit otomotif.

Baca juga: BI Isyaratkan Tolak DP Kendaraan Nol Persen

Sementara itu, Perry menuturkan kondisi kredit otomotif yang masih melemah disebabkan faktor permintaan. Sedangkan permintaan bergantung pada pertumbuhan ekonomi. "Pertumbuhan ekonomi baik, pendapatan masyarakat naik, maka permintaan otomotif juga naik," katanya.

Jadi yang menjadi fokus BI saat ini, ucap Perry, adalah mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi sehingga pertumbuhan kredit otomotif juga membaik. "Jadi, dari sisi demand, kami kira sudah cukup untuk mendorong lending otomotif."

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK Firdaus Djaelani menuturkan rencana uang muka nol persen itu hanya berlaku untuk lembaga pembiayaan (multifinance), dengan catatan rasio kredit macet (non-performing finance) di bawah 1 persen.

Menurut Firdaus, OJK juga masih harus berdiskusi dengan pelaku usaha mengenai rencana tersebut. "Apakah mereka membutuhkan DP diturunkan lagi agar dapat menaikkan pembiayaan," katanya.

Adapun tujuan OJK ingin menerapkan kebijakan uang muka nol persen ini adalah mendongkrak pertumbuhan kredit atau pembiayaan.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya