IHSG Bisa Tembus 6000, Direktur BEI: Tergantung Kepercayaan
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Senin, 8 Agustus 2016 14:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tren kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terus terjadi sejak awal pekan kemarin, hingga menyentuh angka 5.400. Penguatan IHSG pekan lalu membuat Bursa Efek Indonesia menjadi bursa saham dengan penguatan tertinggi di dunia.
Laju IHSG dari awal tahun sampai dengan penutupan perdagangan pada Jumat, 5 Agustus 2016 lalu telah mencapai 18,01 persen atau naik 827,24 poin ke level 5.420,25.
Mengawali pekan ini, IHSG terus melanjutkan penguatannya. Berdasarkan pantauan Tempo di Bursa Efek Indonesia, sejak perdagangan dibuka pada pukul 09.00, IHSG menguat 0,28 persen atau 14,96 poin ke level 5.435,21, dan sempat mencapai level tertingginya pada angka 5.457.63.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat mengatakan, adanya tren kenaikan IHSG dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia, di mana akhir-akhir ini pemerintah telah mencoba untuk melihat kondisi ekonomi Indonesia secara umum dengan lebih baik, salah satunya dengan peneraapan program Tax Amnesty.
“Tentunya pemerintah memiliki cara-cara untuk membuat perekonomian lebih bergerak. Dan semua itu tergantung harapan dan keyakinan investor,” kata Samsul Hidayat di Bursa Efek Indonesia, Senin, 8 Agustus 2016.
Kalangan analis memprediksi IHSG dapat mencapai level 6.000 di tahun ini, sepanjang kondisi pasar dan sentimen positif mendukung. Namun Samsul tidak ingin muluk-muluk menargetkan level IHSG. Kata dia, sepanjang investor dan masyarakat menaruh kepercayaan tinggi terhadap perekonomian Indonesia serta mendukung program tax Amnesty, secara otomatis akan berimbas pada kenaikan harga saham-saham. Pada akhirnya itu akan mendorong IHSG terus bergerak naik.
“Kan pemerintah menjalankan program tax amnesty. Mereka berharap agar TA bisa menutupi defisit anggaran, mudah-mudahan ini berhasil. Sehingga akan berimbas pada instrumen investasi, saham, obligasi dan lain-lain,” ucap dia.
Persentase penguatan IHSG secara year to date masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan bursa-bursa utama dunia seperti Thailand (yang menguat 17,80 persen), Philipina (14,65 persen), Inggris Raya (8,33 persen), India (7,53 persen), Australia (4,51 persen), Indeks Dow Jones Amerika Serikat (4,25 persen), Indeks KOSPI Korea Selatan (2,89 persen), dan Indeks Hang Seng Hong Kong (1,06 persen).
Bahkan beberapa Indeks utama dunia tercatat membukukan level lebih rendah dibandingkan posisi penutupan akhir 2015 seperti Indeks FTSE Bursa Malaysia (-1,68 persen), Indeks Straight Times Singapura (-1,89 persen), Indeks Nikkei 225 Jepang (-14,60 persen), dan Indeks Shanghai Tiongkok (-15,89 persen).
Di sepanjang periode 1 hingga 5 Agustus 2016, rata-rata nilai transaksi harian mengalami kenaikan 14,28 persen menjadi Rp 9,83 triliun dari Rp 8,6 triliun di akhir pekan lalu. Laju impresif IHSG juga diimbangi dengan kenaikan rata-rata volume transaksi harian di sepanjang pekan ini yang naik 16 persen ke posisi 7,81 miliar lembar saham dari 6,73 miliar lembar saham di akhir pekan lalu. Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi harian menguat 12,71 persen ke level 320,05 ribu kali dari 283,95 ribu kali di akhir pekan lalu.
Performa positif IHSG turut mengerek nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia ke level tertingginya sepanjang masa sebesar Rp 5.838,51 triliun di akhir pekan ini dari Rp 5.614,62 triliun di akhir pekan lalu atau telah meningkat 3,99 persen. Investor asing di sepanjang perdagangan pekan ini mencatatkan beli bersih di pasar saham Indonesia dengan nilai Rp 7,62 triliun, atau naik dua kali lipat dibandingkan nilai beli bersih di sepanjang pekan lalu Rp 3,23 triliun. Secara tahunan, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat beli bersih Rp 32,50 triliun.
DESTRIANITA K