Efisiensi APBN, Kadin Minta Pengusaha Tak Dibebankan Pajak

Reporter

Editor

Mustafa moses

Sabtu, 6 Agustus 2016 20:50 WIB

Sejumlah nasabah di Bank Syariah Mandiri, jalan MH. Thamrin Jakarta, Jum'at (24/10). Pemerintah berencana akan menerbitkan obligasi syariah (sukuk) ritel pada Februari tahun depan,dana sukuk kemungkinan diarahkan untuk pembiayaan infrastruktur. Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menyebutkan langkah pemerintah yang akan melakukan efisiensi belanja di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sebagai hal yang positif.

Wakil Ketua Umum KADIN, Yugi Prayanto menuturkan pihaknya telah mengetahui sejak awal bahwa langkah tersebut lebih realistis. Namun, dia meminta pemerintah bijak dalam proses efisiensi tersebut.

"Biaya kementerian dipotong, tapi pelaku usaha juga masih wait and see. Jangan dibebani lagi dengan pajak-pajak," kata dia, di Menteng, Jakarta, Sabtu, 6 Agustus 2016.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengumumkan rencana memangkas anggaran belanja kementerian atau lembaga sebesar Rp 65 triliun dan dana transfer daerah sebanyak Rp 68,8 triliun.

Yugi mengatakan pembiayaan infrastruktur yang berdampak besar kepada masyarakat harus tetap dijalankan. Dia pun menyarankan pemerintah untuk lebih terbuka, mendengar masukan dari praktisi dan pengamat. "Siapa tahu usulan mereka itu benar, kita ingin lebih banyak masukan demi kebaikan kita."

Yugi mengapresiasi langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berani menyampaikan dan melakukan penyesuaian APBNP di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Dia membandingkan dengan era sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang memiliki ekspektasi terlampau tinggi.

"Kita lihat kemarin itu harapannya mengawang-awang, jadi kita kritik mereka berburu di kebun binatang sendiri," ucap dia.

Terlebih, dari sisi penerimaan negara yang bersumber dari pajak dinilai terlampau tinggi. "Kalau target tinggi dan tidak realistis, nanti kita juga yang dikejar-kejar pajak," ujarnya.

Yugi setuju dengan pilihan pos anggaran yang dipangkas, menyasar kegiatan seperti perjalanan dinas dan konsinyering. "Silahkan dipotong yang menghabiskan anggaran, kita maunya action yang membantu pelaku usaha."

Menurut Yugi, peluang perekonomian Indonesia untuk dapat kembali pulih sangat terbuka. Dia juga menanggapi positif realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II 2016 yang bisa menembus 5,18 persen. "Kita harus siasati dengan kemampuan kita di lapangan," katanya.

Secara khusus, Yugi mengatakan pihaknya juga menghimbau KADIN di daerah untuk mandiri atau tidak bergantung pada proyek pemerintah yang bersumber dari APBD.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

1 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

2 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

3 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

3 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

4 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

5 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya