Ekonomi Eropa Lesu, Ekspor Furnitur Yogyakarta Turun

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 6 Agustus 2016 15:31 WIB

TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan kondisi ekonomi negara-negara Eropa yang tidak stabil menyebabkan penurunan jumlah volume produk yang diekspor.

Wakil Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia DIY Rumekso Setiyadi mengatakan keputusan Inggris Raya menjadi negara berdaulat pertama yang memilih meninggalkan Uni Eropa berdampak ke seluruh dunia, termasuk pasar ekspor furnitur. Inggris, kata Rumekso, merupakan pasar furnitur Yogyakarta setelah Jerman. “Volume ekspor ke Inggris turun drastis hingga 80 persen,” katanya kepada Tempo, Jumat, 5 Agustus 2016.

Menurut dia, kondisi ekonomi global saat ini belum membaik sehingga pelaku usaha furnitur tidak bisa bersantai. Selain itu, pelaku UMKM furnitur punya banyak pesaing. Di antaranya berasal dari Vietnam dan Malaysia. Sebagian pelaku UMKM kini mengandalkan Jerman untuk ekspor produk mereka karena Jerman dinilai punya kondisi ekonomi yang masih kuat.

Wakil Sekretaris Komunitas UMKM DIY Afifudin mengatakan kondisi ekonomi Eropa yang tidak stabil berpengaruh terhadap sejumlah UMKM. Di antaranya perajin perak di Kotagede. Menurut dia, perajin selama ini mengandalkan bahan baku impor dari Jerman. Harga bahan baku perak impor itu naik 5 persen sekitar tiga pekan ini. Harga bahan baku impor dari Jerman per kilogram sekarang Rp 11 juta.

Menurut dia, perajin tak bisa langsung menaikkan harga kerajinan perak yang sudah jadi karena pasar perak kini sedang lesu. Perajin untuk sementara menghemat biaya produksi dengan beragam cara. Di antaranya mengurangi pemberian diskon produk yang mereka jual. Harga perak di sentra kerajinan Kotagede rata-rata Rp 90 ribu-5 juta bergantung pada jenis dan motif perak.

Data Badan Pusat Statistik DIY menunjukkan empat negara tujuan ekspor barang DIY pada Juni 2016 adalah Amerika Serikat dengan total nilai ekspor US$ 13.866.744 atau 40,37 persen; Jerman US$ 4.504.661 atau 13,11 persen; Jepang US$ 3.031.503 atau 8,83 persen; dan Inggris US$ 1.627.642 atau 4,74 persen.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

6 jam lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

6 jam lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

22 jam lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

23 jam lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

1 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

1 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

2 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

2 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

3 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

3 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya