TEMPO.CO, Jakarta - Seng memimpin kenaikan harga logam sepanjang tahun berjalan seiring dengan membaiknya faktor fundamental. Pada penutupan perdagangan Senin, 18 Juli 2016, harga seng LME naik 0,64% atau 14 poin menjadi 2.218 per ton. Angka ini merupakan posisi tertinggi sejak Mei 2015.
Reli seng sebesar 37,85% sepanjang tahun berjalan memimpin kenaikan harga di antara logam lainnya. Goldman Sachs Group Inc., memprediksi harga akan naik sampai US$2.500 per ton pada paruh kedua 2016 karena membaiknya faktor fundamental.
Stok yang dilacak LME per Senin (18 Juli 2016) jatuh ke 438.275 ton dari puncaknya sekitar 617.000 ton pada September 2015.
Wei Lai, analis Cofco Futures Ltd., menuturkan pengetatan pasokan bijih seng mendukung reli harga berkelanjutan. Namun, bila level sudah melampaui 17.000 yuan (US$2.537,76) per ton, maka pasar perlu berhati-hati.
Goldman Sachs Group Inc. memaparkan seng yang digunakan dalam proses pembuatan baja menjadi logam andalan untuk pengembangan infrastruktur Cina.
Secara keseluruhan, mereka memprediksi pasokan tahun ini turun 3,2% sedangkan konsumsi naik 1,9%. Hal tersebut memicu defisit pada 2016 sebanyak 114.000 ton dan 360.000 ton pada 2017.