Investasi Dana Investasi Real Estat Diyakini Marak pada 2017

Reporter

Senin, 18 Juli 2016 20:27 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan investasi ke instrumen dana investasi real estat (DIRE) akan marak di Indonesia pada 2017. "Sekarang yang penting ikut amnesti pajak dulu, nanti setelah masuk mereka akan berpikir investasi ke mana, DIRE merupakan pilihan yang baik," kata Agus Martowardojo.

Gubernur BI mengatakan hal itu setelah mengikuti pengarahan Presiden Joko Widodo kepada sejumlah kepala daerah di Istana Negara Jakarta, Senin, 18 Juli 2016.

Agus menilai pengarahan yang juga dihadiri oleh pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan sejumlah menteri itu merupakan koordinasi langsung dengan pemerintah daerah.
"Kami sambut baik pertemuan ini karena Presiden berkoordinasi langsung dengan pemerintah daerah dan menjelaskan secara langsung bahwa secara nasional Indonesia akan meluncurkan instrumen ini," katanya.

Ia menyebutkan upaya mendorong perkembangan instrumen DIRE sebelumnya sudah ada di Paket Kebijakan Ekonomi V, kemudian dipertajam di Paket Kebijakan Ekonomi XI.
"Jadi, pemerintah membuat investasi akan jelas, tidak ada pungutan, tidak ada pajak penghasilan, dan ada fasilitas bea perolehan hak atas tanah dan bangunan atau BPHTB," kata mantan Menteri Keuangan itu.

Ia menyebutkan tidak semua properti akan disekuritisasi untuk kemudian menjadi dasar penerbitan DIRE karena hanya properti yang besar yang akan disekuritisasi.
Agus menyebutkan saat ini banyak sekali dana di tengah masyarakat apalagi dengan adanya amnesti pajak sehingga pemerintah perlu menyiapkan instrumen investasi alternatif.

"Jadi, saya lihat koordinasi hari ini bagus dan dalam waktu dekat akan direspons oleh menteri atau pemerintah daerah. Ini merupakan kepastian untuk berinvestasi di instrumen itu," katanya.

Ia yakin DIRE yang akan dikeluarkan di Indonesia akan kompetitif dengan negara lain.
"Satu yang merupakan kelebihan, DIRE ini juga cocok untuk investor kecil," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan instrumen investasi karena selama ini investor lebih suka menaruh dananya di luar negeri. "Investor tidak mau di sini karena ada beban biaya bea perolehan hak atas tanah dan bangunan sebesar 5 persen. Di Singapura hanya 3 persen, kita mau bikin 1 persen," kata Gubernur DKI yang biasa disapa Ahok.

DIRE merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan pada aset real estat. Reksa dana jenis DIRE akan digunakan untuk membeli tanah, bangunan, gedung, perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit, saham dan obligasi perusahaan pengembang. Dana tersebut dikelola secara profesional oleh manajer investasi untuk dikelola ke dalam properti.


ANTARA

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

2 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

2 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya