TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto mengatakan pelaksanaan Undang-Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty harus dibarengi dengan perbaikan sistem perpajakan.
"Agar tax amnesty bisa berjalan, sistem perpajakan kita harus bagus," kata Erwin di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2016.
Erwin mengatakan risiko sistem stabilitas keuangan yang paling utama saat ini ialah shortfall pemerintah. Shortfall adalah kondisi saat realisasi penerimaan lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 165 triliun dari tax amnesty. Dana tersebut, menurut Erwin, akan menutup shortfall pemerintah. "Jika tidak terealisasi, tahun depan harus ada pemotongan anggaran kembali," katanya.
Erwin mengatakan pemotongan anggaran bisa berakibat menghambat proyek infrastruktur. Dampaknya, akan terasa di produk domestik bruto (PDB). "PDB yang tidak sesuai dengan target akan mempengaruhi pertumbuhan kredit," katanya.
Menurut Erwin, pertumbuhan kredit yang terhambat akan mempengaruhi performa perusahaan. Ujungnya, timbul masalah pengurangan tenaga kerja.
Ia mengatakan pemerintah perlu bekerja sama untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, terutama meningkatkan penerimaan pajak, seperti dari PPh, PPN, dan lainnya. "Itu dulu yang harus dibereskan," katanya.
Erwin mengatakan walaupun tahun ini realisasi tax amnesty sesuai target, tahun depan belum aman. "Ini hanya temporary fix saja jika sistem perpajakannya tidak bagus," katanya.
VINDRY FLORENTIN
Berita terkait
Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai
7 jam lalu
Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?
Baca SelengkapnyaZulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri
8 jam lalu
Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
17 jam lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
19 jam lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaSegini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI
21 jam lalu
Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
1 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang
1 hari lalu
Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.
Baca SelengkapnyaViral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..
1 hari lalu
Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?
Baca SelengkapnyaAkhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?
2 hari lalu
Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
3 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca Selengkapnya