TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan obat Inovio Pharmaceuticals dan GeneOne Life Science mengumumkan pabriknya telah diberikan lampu hijau oleh otoritas atau regulator kesehatan Amerika Serikat untuk memulai tahap uji coba penggunaan vaksin zika pada manusia.
"Kami berencana mulai memberikan dosis pada pekan depan. Kami juga berharap secara reguler melaporkan hasil pemeriksaan tahap 1 tahun ini," ujar CEO Inovio, J Joseph Kim, seperti dikutip dari NBC News, Selasa, 21 Januari 2016.
Perusahaan obat itu berencana menguji 40 orang relawan yang sehat untuk diuji sistem imun mereka terhadap keamanan vaksin. Sukarelawan itu akan dievaluasi keamanan, ketahanan, dan respons imun yang dihasilkan oleh vaksin Zika yang diberi nama GLS-5700 itu.
Nantinya, staf dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat akan langsung melakukan uji pestisida di laboratorium dengue CDC di Puerto Rico. Pembentukan badan kesehatan ini juga telah disesuaikan sebagai pusat penelitian demam berdarah, serta memerangi virus Zika dan virus terkait lain.
Percobaan vaksin Zika ini tentunya menjadi yang pertama kalinya dilakukan pada manusia, sehingga terlalu dini untuk mengatakan seberapa efektif keamanan vaksin ini guna menangani virus yang dapat menyebabkan penyakit mikrosefali (cacat pertumbuhan otak) pada bayi itu.
Wabah penyakit Zika sempat diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan internasional pada Februari 2016. Awalnya, virus ini menyebar di Amerika dan merambah dengan cepat ke wilayah sekitarnya. Departemen Kesehatan Amerika melaporkan, tiga bayi di Benua Amerika terlahir dengan kondisi mikrosefali. Bahkan di Colombia tercatat penularan virus kian merajalela dan kini dikabarkan sekitar 12 ribu wanita hamil terjangkit virus tersebut.
NBCNEWS | TIME | DESTRIANITA
Berita terkait
Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT
4 hari lalu
Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.
Baca SelengkapnyaNetizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam
7 hari lalu
Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar
9 hari lalu
KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.
Baca SelengkapnyaBantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker
13 hari lalu
Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.
Baca SelengkapnyaAlasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara
13 hari lalu
Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.
Baca SelengkapnyaHipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik
23 hari lalu
Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.
Baca Selengkapnya3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes
40 hari lalu
Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?
Baca SelengkapnyaEdy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah
41 hari lalu
Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.
Baca SelengkapnyaGuru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies
7 Maret 2024
Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.
Baca SelengkapnyaPeringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?
31 Januari 2024
Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.
Baca Selengkapnya