BI Turunkan Uang Muka Kredit Properti hingga 10 Persen  

Reporter

Kamis, 16 Juni 2016 22:11 WIB

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah tinggal di kawasan Citayam, Bogor, (18/08). Dengan turunnya bunga kredit KPR dari sejumlah bank pemerintah, permintaan pada sektor properti mulai membaik. Foto: TEMPO/Ayu Ambong

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia kembali melonggarkan kebijakan makro-prudensial dengan menurunkan loan to value ratio (LTV) dan financing to value ratio (FTV). Pelonggaran tersebut meliputi kredit atau pembiayaan properti untuk rumah tapak, rumah susun, dan rumah toko atau rumah kantor (ruko/rukan) sampai dengan fasilitas kredit atau pembiayaan kedua.

Direktur Eksekutif Komunikasi Publik Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan rasio LTV dan FTV mengalami penurunan 5 hingga 10 persen untuk kredit dan pembiayaan properti. Tirta mencontohkan, untuk kepemilikan rumah tapak tipe lebih dari 70 meter persegi, fasilitas kredit (FK I) naik dari 80 persen menjadi 85 persen. Sedangkan untuk rumah tapak tipe 21-70 meter persegi, naik dari 70 persen menjadi 80 persen.

Tirta menjelaskan, pembiayaan properti syariah (akad MMQ dan IMBT) rumah tapak tipe lebih dari 70 meter persegi turun menjadi 90 persen untuk fasilitas pembiayaan I, dari yang awalnya 85 persen. “Pembiayaan ini mendorong ekonomi keuangan syariah sehingga diberi kelonggaran sampai 90 persen,” ujar Tirta.

Namun, kata Tirta, ketentuan yang berlaku mulai Agustus 2016 hanya berlaku bagi bank yang memiliki angka NPL gross kurang dari 5 persen dan NPL gross properti di bawah 5 persen.

Dengan kebijakan tersebut, Bank Indonesia berharap semakin memperkuat upaya meningkatkan permintaan domestik. Dengan demikian, momentum pertumbuhan ekonomi bisa terdorong dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi di tengah lemahnya perekonomian global.

"Pelonggaran kebijakan moneter dan makro-prudensial akan memperkuat kebijakan yang ditempuh Pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui penguatan stimulus pertumbuhan dan percepatan implementasi reformasi struktural," tutur Tirta.

DESTRIANITA


Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya