GAPMMI Keluhkan Tersendatnya Suplai Gula untuk Industri

Reporter

Jumat, 10 Juni 2016 07:22 WIB

Ilustrasi gula pasir. ANTARA/Adhitya Hendra

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) mengeluhkan tersendatnya suplai gula rafinasi untuk industri menjelang Lebaran 2016.

"Produksi jadi agak terganggu karena suplai tersendat. Seharusnya pemerintah sudah mengantisipasi hal ini dari awal," ujar Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman di Jakarta, Kamis malam, 9 Juni 2016.

Akibat hal tersebut, menurut Adhi, industri makanan dan minuman mengalami kesulitan dan tidak punya pilihan lain selain mempertahankan harga. Jika melakukan perubahan harga di tingkat konsumen, setidaknya memerlukan pemberitahuan sebulan sebelumnya.

Keadaan tersebut diperburuk dengan tertundanya musim giling, yang awalnya diperkirakan akhir Mei 2016 akibat musim hujan.

"Kalau musim hujan, rendemen tebu menjadi rendah dan tidak banyak yang dihasilkan," tutur Adhi.

Sampai saat ini, menurut Adhi, ada setidaknya 10 perusahaan makanan dan minuman yang menyatakaan diri dalam keadaan sangat mengkhawatirkan. Beberapa di antara perusahaan tersebut ada yang memerlukan pasokan gula 70 ribu ton pertahun, sementara yang baru bisa dipenuhi sampai Semester I baru 30 ribu ton.

"Paling tidak seharusnya sudah ada 40 ribu ton gula pada Semester I. Inilah yang membuat mereka menelepon saya dan mengaku sedang SOS (save our soul/keadaan genting), khawatir akan mengalami kekurangan pasokan gula sebelum Lebaran," kata Adhi.

GAPMMI akan menemui pihak Kementerian Perdagangan untuk membahas soal ini. Selain itu, kelompok pengusaha tersebut bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga akan melakukan pengecekan langsung terhadap harga barang yang dijual di pasar.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga menyayangkan kekurangan stok gula industri. Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa pengusaha makanan dan minuman sudah dikorbankan untuk penyediaan gula konsumsi.

Jika ini terus dibiarkan, Hariyadi yakin akan menimbulkan masalah, baik di tingkat produsen maupun konsumen.

"Masalah ini harus dituntaskan dan diberi perhatian serius. Kami minta pemerintah untuk membereskan birokrasi terkait dengan gula industri dan bisa mengelola data yang ada dengan baik," kata Hariyadi.

ANTARA

Berita terkait

Kenaikan Harga Gula Dunia Diyakini Tak Ganggu Industri Makanan dan Minuman, Kenapa?

28 Desember 2023

Kenaikan Harga Gula Dunia Diyakini Tak Ganggu Industri Makanan dan Minuman, Kenapa?

Kemenperin memastikan, kenaikan harga gula dunia tidak memengaruhi industri makanan dan minuman di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi 2023, Harga Makanan dan Minuman Bakal Naik Hingga 7 Persen

20 Oktober 2022

Ancaman Resesi 2023, Harga Makanan dan Minuman Bakal Naik Hingga 7 Persen

Gapmmi memprediksi harga di industri makanan dan minuman tahun depan akan naik 7 persen. Kenaikan harga itu tak lepas dari imbas resesi global.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

10 Oktober 2022

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.

Baca Selengkapnya

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

8 September 2022

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

Food Ingredients Asia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman.

Baca Selengkapnya

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Efek Invasi Rusia, Pengusaha Makanan RI Cari Pemasok Gandum Baru selain Ukraina

2 Maret 2022

Efek Invasi Rusia, Pengusaha Makanan RI Cari Pemasok Gandum Baru selain Ukraina

Pengusaha makanan dan minuman bersiap mencari pemasok gandum baru menyusul konflik Rusia-Ukraina.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Pandemi, Pengusaha Yakin Sektor Makanan dan Minuman Tumbuh 7 Persen

13 Juli 2021

Di Tengah Pandemi, Pengusaha Yakin Sektor Makanan dan Minuman Tumbuh 7 Persen

Adhi S. Lukman meyakini industri makanan dan minuman tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19 meski menghadapi tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Gapmmi: RI Harusnya Jadi Eksportir Produk Halal Terbesar Dunia

6 Juni 2021

Gapmmi: RI Harusnya Jadi Eksportir Produk Halal Terbesar Dunia

Indonesia berada di posisi keempat sebagai negara eksportir produk halal di dunia.

Baca Selengkapnya

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

8 Maret 2021

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

Pelaku industri makanan dan minuman Jawa Timur menyurati Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan kelangkaan gula rafinasi.

Baca Selengkapnya