Agus Marto: Pernyataan FOMC Lemahkan Kurs Rupiah  

Jumat, 20 Mei 2016 20:05 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo angkat suara ihwal gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Menurut dia, faktor eksternal yang lebih dominan membuat kurs rupiah melemah.

“Yang berperan membuat rupiah bergejolak beberapa hari ini adalah sentimen eksternal,” kata Agus saat ditemui di gedung BI, Jumat, 20 Mei 2016. Salah satu penyebabnya adalah pernyataan dari anggota Federal Open Market Committee (FOMC).

Pernyataan Agus itu merespons pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini. Kurs tengah BI hari ini menunjukkan rupiah di level 13.573 per dolar Amerika Serikat. Angka ini melemah dibanding kemarin Rp 13.467 per dolar Amerika. Namun kurs rupiah tersebut masih aman ketimbang asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 yang mematok rupiah di level 13.900 per dolar Amerika.

Agus menjelaskan, dalam risalah rapat terlihat FOMC cukup nyaman dan optimistis menaikkan suku bunga The Fed, bank sentral Amerika. Pernyataan tersebut mengarah pada pernyataan kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada Juni mendatang. “Hal tersebut kemudian berdampak kepada pasar di dunia,” ucapnya.

Sejumlah ekonom dan analis pasar keuangan pun senada dengan Agus. Ekonom BCA, David Sumual, menuturkan anjloknya kurs rupiah akibat reaksi dari FOMC. David menuturkan Gubernur The Fed Janet Yellen memberi pernyataan dovish atau menggambarkan situasi ekonomi yang cenderung memiliki risiko yang lebih kecil.

Pernyataan Yellen itu kemudian diinterpretasikan para pelaku pasar sebagai penundaan kenaikan tingkat suku bunga The Fed. “Namun, bila terdapat sejumlah data yang mendukung, The Fed diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunganya pasca-Juni mendatang,” ucap David.

Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan masih adanya sentimen dari The Fed akan mengurangi kesempatan rupiah berbalik menguat. Karena itu, laju rupiah berpotensi melemah lebih lanjut. “Tampaknya pelaku pasar terlalu berlebihan dalam menanggapi rencana kenaikan tingkat suku bunga The Fed, karena hal itu baru berupa wacana,” ucap Reza.

Hal ini membuat pelaku pasar yang awalnya tidak begitu merespons The Fed, tutur Reza, akhirnya berbalik merespons akibat The Fed memberi sinyal menaikkan tingkat suku bunganya pada Juni mendatang.

BAGUS PRASETIYO




Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

7 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya