Menkeu: Investor Global Mulai Minati Obligasi Syariah

Reporter

Rabu, 18 Mei 2016 04:35 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan para investor global mulai meminati instrumen obligasi syariah atau sukuk untuk skema pembiayaan, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri keuangan syariah.

"Peningkatan atas permintaan produk sukuk didukung oleh ekspansi instrumen di berbagai sektor keuangan syariah seperti perbankan, pembiayaan dan takaful," kata Bambang saat menyampaikan pidato pembukaan seminar "Sukuk untuk Pembiayaan Infrastruktur dan Strategi Keuangan Inklusi" di Jakarta, Selasa (17 Mei 2016).

Dalam seminar yang menjadi bagian dari acara Sidang Tahunan Grup Bank Pembangunan Islam (IDB) ke- 41 ini ikut hadir para panelis serta para pelaku keuangan syariah dari negara anggota IDB.

Bambang menjelaskan sektor perbankan membutuhkan sukuk untuk kebutuhan likuiditas dan keperluan kapitalisasi, sedangkan pengelola dana membutuhkan instrumen obligasi syariah ini untuk mendukung peningkatan kualitas produk syariah.

"Para pengelola tafakul juga berinvestasi pada sukuk untuk memperoleh risiko rendah dan mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan dalam instrumen syariah," katanya.

Bambang menambahkan sebanyak 30 yurisdiksi di seluruh dunia sudah menerbitkan sukuk sebagai instrumen pembiayaan, dan jumlahnya diproyeksikan makin meningkat untuk mendukung likuiditas di sektor ekonomi syariah, seusai periode krisis 2008.

"Bahkan beberapa yurisdiksi mulai menerbitkan sukuk baru-baru ini, termasuk negara non muslim, seperti Inggris Raya, Luksemburg, Hong Kong dan Afrika Selatan. Sementara, negara-negara lainnya sedang berencana untuk menerbitkan sukuk dalam waktu dekat," ungkapnya.

Pesat

Menurut Menkeu, perkembangan sukuk yang makin pesat juga didukung oleh berbagai kemudahan dari instrumen berbasis syariah ini seperti adanya fleksibilitas dari segi struktur, jangka waktu serta underlying assets, yang seluruhnya memberikan kenyamanan bagi para investor.

Beberapa model sukuk yang sedang berkembang di dunia saat ini adalah sukuk murabahah, sukuk salam, sukuk wakala, dan berbagai sukuk lainnya seperti sukuk hibrida, sukuk hijau serta sukuk perpetual.

Indonesia telah mengembangkan instrumen sukuk negara sejak 2008 yang bermanfaat untuk mendukung pembiayaan negara, dan total penerbitan sukuk negara hingga 10 Mei 2016 mencapai Rp503 triliun atau 38 miliar dolar AS dengan total outstanding sebesar Rp380 triliun atau 29 miliar dolar AS.

Selain itu, sebagai salah satu negara penerbit obligasi syariah terbesar di dunia, Indonesia juga telah menerbitkan sukuk global sejak 2009 dengan total penerbitan sebesar 10,15 miliar dolar AS atau total outstanding mencapai 9,5 miliar dolar AS.

Untuk penerbitan sukuk global pada Maret 2016, pemerintah bahkan bisa menyerap dana sebanyak 2,5 miliar dolar AS, dengan total pemesanan mencapai 8,6 miliar dolar AS atau kelebihan permintaan hingga 3,5 kali, yang berarti ada respons bagus dari para investor global terhadap instrumen syariah Indonesia.

Selain itu, sejak 2012, pemerintah Indonesia juga telah menerbitkan sukuk negara berbasis proyek yang bermanfaat untuk pembiayaan pembangunan sarana infrastruktur seperti rel kereta api, jalan tol maupun jembatan.

"Beberapa keuntungan dari penerbitan sukuk berbasis proyek, yaitu adanya sumber pembiayaan baru bagi pembangunan infrastruktur, sehingga bisa memberikan kepastian serta memberikan kegunaan yang lebih efektif bagi penerbitan sukuk," kata Bambang.


ANTARA

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

8 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

9 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

10 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

29 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

37 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

41 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

50 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

53 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya