Utang Luar Negeri Indonesia Naik US$ 316 Miliar  

Reporter

Editor

Erwin prima

Rabu, 18 Mei 2016 02:11 WIB

TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Utang luar negeri Indonesia tumbuh 5,7 persen (tahun ke tahun) atau US$ 316 miliar pada akhir triwulan pertama 2016. Pertumbuhan ini relatif stabil dibandingkan dengan periode yang sama, akhir tahun lalu.

“Bank Indonesia memandang, perkembangan utang luar negeri pada triwulan I 2016 masih cukup sehat, tapi perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional.” Pernyataan dilansir dari situs Bank Indonesia, www.bi.go.id, Selasa, 17 Mei 2016.

Berdasarkan jangka waktu asal, utang luar negeri jangka panjang tercatat meningkat 7,9 persen (tahun ke tahun) menjadi US$ 277,9 miliar atau 87,9 persen dari total utang luar negeri di triwulan pertama 2016. Pertumbuhan lebih lambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 9,2 persen.

Sebaliknya, utang luar negeri jangka pendek menurun 8,4 persen (tahun ke tahun) menjadi US$ 38,1 miliar. Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,7 persen.

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi utang luar negeri Indonesia didominasi sektor swasta. Utang luar negeri sektor swasta mencapai 52,1 persen dari total utang luar negeri atau sebesar US$164,7 miliar.

Meski mendominasi, utang luar negeri sektor swasta turun 1,0 persen setelah triwulan sebelumnya tumbuh 2,3 persen. Utang luar negeri sektor publik sebesar 47,9 persen dari total utang luar negeri atau US$ 151,3 miliar. Jumlahnya meningkat 14 persen dari tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar 10 persen.

Di sektor swasta, posisi utang luar negeri terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta 76,1 persen.

Bila dibandingkan dengan triwulan IV 2015, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor keuangan dan pertambangan tercatat melambat, sementara dua sektor lainnya mengalami peningkatan.

Bank Indonesia memastikan terus memantau perkembangan utang luar negeri, khususnya utang luar negeri sektor swasta. “Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi.”

Dengan perkembangan tersebut, rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan I 2016 tercatat 36,5 persen. Rasio sedikit meningkat dari 36,0 persen pada periode yang sama, tahun lalu.

Kemampuan cadangan devisa untuk menutupi kewajiban jangka pendek pun membaik. Rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa turun dari 36,7 persen pada triwulan IV 2015 menjadi 35,5 persen pada triwulan I 2016.

VINDRY FLORENTIN




Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

21 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya