Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi istrinya, Mufidah Kalla tiba di rumah duka Menteri Pemberdayaan Perempuan pada Kabinet Pembangunan VII era Presiden Soeharto, Tutty Alawiyah di kawasan Jatiwaringin, Jakarta Timur, 4 Mei 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan pemerintah tak akan mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan menjelang puasa dan Lebaran. Menurut dia, saat ini stok beras aman. "Beras itu tidak pernah ada masalah karena Lebaran," kata Kalla di kantor Bulog, Jakarta, Selasa, 10 Mei 2016.
Menurut Kalla, Lebaran tidak pernah menyebabkan stok beras kekurangan karena sebagian besar masyarakat pada satu bulan sebelumnya berpuasa. "Anda makan lebih sedikit beras malah kan, karena makan tiga kali jadi dua kali," kata Kalla.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan sangat siap dengan ketersediaan beras. "Kami punya jumlah yang cukup dan berkualitas, sehingga tidak ada masalah untuk beras," kata Djarot.
Bulog menganggap beras aman bila stoknya bisa memenuhi kebutuhan untuk tiga-empat bulan ke depan dengan kisaran jumlah 1,7 juta ton.
Menurut Kalla, masalah jelang Lebaran adalah bahan pangan yang tiba-tiba dibutuhkan banyak orang. Pasokan dari kebutuhan tiba-tiba itu tidak bisa dipenuhi secara cepat, seperti ayam, telur, ikan, dan cabai. "Itu saja yang bergejolak. Tetapi biarlah, itu kesempatan juga petani mendapat hadiah Lebaran dengan harga yang baik," katanya.
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
1 hari lalu
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024