Ekonomi Indonesia Triwulan I Tumbuh 4,92 Persen  

Reporter

Rabu, 4 Mei 2016 13:23 WIB

Pembangunan gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta, 18 Maret 2016. Sumbangan belanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 11%-12%. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat, angka pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2016 hanya 4,92 persen. Angka ini lebih rendah dibanding perkiraan sejumlah analis dan Bank Indonesia sebesar 5 persen.

Namun, menurut Kepala BPS Suryamin, pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama 2016 ini cukup meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada triwulan I 2015, pertumbuhan ekonomi Tanah Air hanya 4,73 persen.

Suryamin mengatakan penurunan pertumbuhan ekonomi pada triwulan awal ini wajar. "Pada triwulan I, biasanya kegiatan-kegiatan ekonomi baru dimulai. Apalagi pembandingnya adalah triwulan IV, di mana ada penggenjotan anggaran dari pemerintah dan swasta," katanya di kantornya, Rabu, 4 Mei 2016.

Penurunan pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama ini karena adanya kontraksi yang terjadi pada beberapa lapangan usaha, seperti pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi, serta perdagangan besar-eceran reparasi mobil-sepeda motor. Selain itu, dari sisi pengeluaran, terjadi pertumbuhan yang negatif di beberapa komponen.

"Ekspor dan impor turun. Ekspor turun sebesar 3,88 persen, dan impor turun sebesar 4,24 persen," ujar Suryamin.

Kendati demikian, berdasarkan catatan BPS, terdapat beberapa sektor yang pertumbuhannya cukup bagus. Berdasarkan data pertumbuhan triwulanan (quarter to quarter), sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni 14,43 persen. "Kemudian sektor jasa perusahaan tumbuh 2,25 persen, dan sektor real estat tumbuh 1,77 persen," tuturnya.

Sementara itu, berdasarkan data pertumbuhan tahunan (year on year), sektor yang tumbuh cukup tinggi adalah sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 9,1 persen serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,52 persen. "Serta sektor informasi dan komunikasi sebesar 8,28 persen," ucapnya.

Dari sisi pengeluaran, menurut Suryamin, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga sebesar 6,38 persen. Sementara itu, komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh 5,57, pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 4,94, dan pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh 2,93 persen.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

15 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

5 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya