Peringati May Day, Pekerja Yogyakarta Siap Long March

Reporter

Senin, 25 April 2016 22:28 WIB

Ribuan elemen buruh dari berbagai serikat dan paguyuban menggelar aksi damai dalam peringatan Hari Buruh Sedunia di Jalan Malioboro Yogyakarta, 1 Mei 2015. Mereka menyerukan 23 tuntutan terkait isu buruh yang belum tuntas terutama DIY. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Buruh dan Serikat Pekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan siap turun ke jalan menggelar demonstransi pada Hari Buruh Internasional atau May Day yang biasa diperingati pada 1 Mei.

"Sekitar seratusan buruh siap melakukan long march dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga Titik Nol Kilometer pada peingatan May Day," kata Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) DIY Mimbar Abdullah di Yogyakarta, Senin (25 April 2016).

Mimbar mengatakan ratusan buruh yang akan bergabung dalam aksi tahunan itu terdiri atas perwakilan organisasi buruh dan pekerja di antaranya KSPSI, Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Yogyakarta, Federasi Serikat Pekerja Pariwisata, dan Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia.

Mimbar mengatakan, untuk aksi May Day 2016 tuntutan utama yang akan disuarakan kepada pemerintah mencakup penolakan terhadap Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Menurut Mimbar konsep pengupahan tersebut terbukti menutup ruang negosiasi perwakilan butuh dalam menentukan upah layak, sebab hanya ditentukan sesuai pertumbuhan ekonomi dan nilai inflasi yang dirilis BPS.

"Kami merasa konsep itu tidak sesuai dengan kebutuhan hidup layak buruh di lapangan," kata dia.

Menurut dia, penghitungan upah buruh sesuai PP Nomor 78 sulit mengikuti kebutuhan riil buruh di lapangan. Seperti pertumbuhan ekonomi yang diklaim membaik seiring penurunan bahan bakar minyak (BBM), menurut dia, pada kenyataannya di lapangan tidak diikuti dengan penurunan harga kebutuhan bahan pokok.

"Apalagi standar Kehidupan Hidup Layak (KHL) juga ditinjau lima tahun sekali, seharusnya bisa setahun sekali," kata dia.

Selain menyampaikan aspirasi mengenai kelayakan upah, menurut Mimbar, aksi juga mengangkat isu soal realisasi pemerintah mengenai pembuatan rumah murah untuk buruh. Rumah murah bagi buruh, menurut Mimbar penting direalisasikan pemerintah sebab dengan gaji buruh saat ini, masih sulit bagi buruh memiliki rumah sendiri di DIY.

"Di beberapa provinsi lain banyak yang telah mulai mencanangkan program rumah murah buruh. Kami harap DIY juga mengikuti," kata dia.

Selain itu, menurut dia, buruh juga akan menuntut penghapusan tenaga alih daya yang tidak sesuai dengan Permenakertrans RI Nomor 19 tahun 2012. "Kami juga meminta agar pemerintah memberikan subsidi pendidikan untuk anak buruh," kata dia.



ANTARA

Berita terkait

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

4 hari lalu

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

Peringatan Hari Buruh atau May Day ini juga akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia dengan melibatkan total ratusan ribu buruh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya