BI: Kebutuhan Uang Logam di Bali Sangat Tinggi  

Reporter

Senin, 18 April 2016 12:33 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kebutuhan uang logam di Bali selama tiga tahun terakhir sangat tinggi. Berdasarkan catatan Bank Indonesia, kebutuhan uang logam mencapai 97,2 juta keping dengan nominal mencapai Rp 41,8 miliar atau naik 30 persen jika dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp 32,1 miliar.

Menurut Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Dewi Setyowati, tidak ada aliran uang logam masuk dari perbankan ke Bank Indonesia. Hal ini terjadi karena rendahnya keengganan pelaku usaha, khususnya toko modern, membayar uang kembalian logam kepada konsumen.

Selain itu, masyarakat enggan menukarkan atau menyetor uang logam ke perbankan. Dari survei BI, hanya 38 persen menggunakan uang logam untuk transaksi, sedangkan 62 persen lainnya menyimpan dan mengumpulkan uangnya di tempat khusus, seperti celengan, laci, dan tempat tertentu. "Padahal uang logam itu juga sangat dibutuhkan masyarakat," ucap Dewi di Denpasar, Senin, 18 April 2016.

Toko modern lebih suka mengganti uang kembalian dalam bentuk permen. Untuk itu, Kantor Perwakilan BI Bali melarang toko modern dan retail memberi permen sebagai kembalian setelah transaksi dengan uang.

"Nanti akan kami surati karena itu (kembalian dengan permen) tidak boleh dan dilarang. Kasihan masyarakat juga," kata Dewi di Denpasar, Senin.

Biasanya pengembalian dengan permen tersebut dilakukan saat uang kembalian dalam bentuk pecahan kecil atau uang logam, seperti Rp 100, Rp 200, dan Rp 500. "Uang logam juga sangat dibutuhkan masyarakat," Dewi berujar.

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya