Delegasi Uni Eropa dan UNDP Lihat Kapal Pencuri Ikan yang Akan Ditenggelamkan  

Reporter

Senin, 18 April 2016 11:57 WIB

Kapal-kapal pencuri ikan dari Vietnam, Thailand, dan Malaysia yang dititipkan di PSDKP Batam, Kepulauan Riau, 18 April 2016. TEMPO/Angelina Anjar Sawitri

TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan United Nations Development Programme (UNDP), Senin, 18 April 2016, melakukan peninjauan ke Batang guna melihat tujuh kapal pencuri ikan yang akan ditenggelamkan.

Dalam kunjungan itu, tampak Head of Cooperation Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia Franck Viault. Juga hadir Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Mahkamah Agung Agus Subroto. Selain itu, juga hadir pejabat Kejaksaan Agung, Kementerian Kelautan dan Perikanan, hakim-hakim perikanan, penyidik Polri, penyidik TNI AL, serta penyidik Pegawai Negeri Sipil.

Rombongan mendatangi Kantor Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Batam, yang diterima Kepala PSDKP Batam Akhmadon.

Berdasarkan pantauan Tempo, terdapat dua kapal berbendera Thailand, satu kapal berbendera Vietnam, dan empat kapal berbendera Malaysia. "Putusannya belum inkracht sehingga belum ditenggelamkan," ujar Akhmadon.

Selain meninjau kapal-kapal pencuri ikan, rombongan mengunjungi Detention Center atau penampungan sementara awak-awak kapal pencuri ikan yang masih menjalani proses hukum. Terdapat 27 awak kapal yang ditampung dalam tiga ruangan.

Menurut data PSDKP Batam, terdapat sembilan awak kapal dari Myanmar, lima awak kapal dari Vietnam, dan dua awak kapal dari Thailand. Selain itu, ada 11 awak kapal FV Viking yang ditangkap di perairan Kepulauan Riau pada 26 Februari lalu.

Rombongan juga bertemu dengan nakhoda Kapal Pengawas Hiu 3213 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan, Irzal Kadir. Dia mengungkapkan baru saja menangkap tiga kapal berbendera Vietnam di perairan bagian utara, sekitar 160 mil dari Pulau Natuna.

Menurut Irzal, terdapat 25 awak kapal yang berkewarganegaraan Vietnam. Alat tangkap kapal tersebut adalah pair trol. "Saat ini ketiga kapal itu sedang ditangani penyidik di Natuna, sedangkan satu kapal lainnya kabur," katanya.

Seusai meninjau PSDKP Batam, Chief Technical Advisor European Union-UNDP SUSTAIN Gilles Blanchi mengatakan kualitas sarana dan prasarana untuk menangani kasus-kasus penangkapan ikan ilegal sudah proporsional. "Ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam penegakan hukum di bidang illegal fishing," ucapnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI



Berita terkait

KKP Tangkap Enam Kapal Illegal Fishing Berbendera Vietnam dan Filipina di Laut Natuna dan Sulawesi

8 April 2023

KKP Tangkap Enam Kapal Illegal Fishing Berbendera Vietnam dan Filipina di Laut Natuna dan Sulawesi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap enam kapal ikan asing yang diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tenggelamkan! dan 5 Pernyataan Terviral Susi Pudjiastuti Saat Menjabat Menteri

15 Januari 2023

Tenggelamkan! dan 5 Pernyataan Terviral Susi Pudjiastuti Saat Menjabat Menteri

Kala menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja 2014-2019 Susi Pudjiastuti kerap melontarkan kalimat kontroversial, terviral Tenggelamkan!

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Genap Berusia 58 Tahun, Kabar Terkininya?

15 Januari 2023

Susi Pudjiastuti Genap Berusia 58 Tahun, Kabar Terkininya?

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, kelahiran 15 Januari 1965, ini kini aktif sebagai Ketua Pandu Laut Nusantara.

Baca Selengkapnya

Ada Dana Rp 88,7 Miliar untuk Konservasi Taman Nasional Komodo

8 Januari 2022

Ada Dana Rp 88,7 Miliar untuk Konservasi Taman Nasional Komodo

Fokus konservasi komodo berlangsung di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur, dan Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

PBB Peringatkan Sistem Perbankan Afghanistan Bisa Hancur dalam Beberapa Bulan

22 November 2021

PBB Peringatkan Sistem Perbankan Afghanistan Bisa Hancur dalam Beberapa Bulan

Hilangnya dukungan pembangunan asing setelah Taliban merebut kekuasaan pada 15 Agustus menyebabkan tekanan pada sistem perbankan Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Daya Saing Perikanan Nasional melalui Sinkronisasi Fungsional

13 Agustus 2021

Tingkatkan Daya Saing Perikanan Nasional melalui Sinkronisasi Fungsional

Pembangunan berbasis Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP-based economy) jika dapat berjalan baik bisa mengoptimalisasi manfaat dan pemerataan ekonomi dari perikanan dan kelautan.

Baca Selengkapnya

Menagih Hak Daerah dalam Tata Kelola Perikanan WPP

9 Agustus 2021

Menagih Hak Daerah dalam Tata Kelola Perikanan WPP

Permasalahan dalam penerapan WPP selama ini, yakni kurang jelasnya pembagian hak dari pemerintah pusat untuk daerah.

Baca Selengkapnya

Perikanan Produktif dan Terukur Berbasis WPP

22 Juli 2021

Perikanan Produktif dan Terukur Berbasis WPP

Implementasi WPP dapat dilakukan dengan pemberian insentif yang berkeadilan, pemanfaatan teknologi, revitalisasi data, dan ketegasan fungsi kontrol.

Baca Selengkapnya

UNDP Koordinasi dan Kerjasama Multipihak Kunci Pembangunan Perikanan dan Kelautan Indonesia

15 Juli 2021

UNDP Koordinasi dan Kerjasama Multipihak Kunci Pembangunan Perikanan dan Kelautan Indonesia

UNDP berpandangan harmonisasi peran pemerintah pusat dan daerah serta stakeholder perikanan lainnya menjadi kunci dalam mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan Indonesia

Baca Selengkapnya

Dunia Usaha Minta Kepastian Regulasi Kelautan dan Perikanan

7 Juli 2021

Dunia Usaha Minta Kepastian Regulasi Kelautan dan Perikanan

Kalangan pengusaha berharap pemerintah membuat kebijakan yang tepat arah dan bersumber pada data yang akurat.

Baca Selengkapnya