Sektor Perkebunan Butuh Inovasi Teknologi

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 31 Maret 2016 23:03 WIB

Xiaomi vice president Hugo Barra, memperlihatkan Xiaomi Redmi Note 3 saat diluncurkan di Hong Kong, China, 21 Maret 2016. Ponsel pintar ini memakai layar IPS berteknologi Full Lamination yang memiliki resolusi Full HD 1080 x 1920 pixels, dan kerapatan layar mencapai 401 ppi. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis perkebunan di Indonesia memerlukan inovasi teknologi guna mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas untuk mengatasi anomali iklim.


Dirut PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Teguh Wahyudi memprediksi dampak anomali cuaca pada tahun ini dapat menurunkan hasil produksi kisaran 10%-20%, sehingga wajib diantisipasi.


"Seperti sekarang, hujan sudah mulai berkurang. Banyak dampaknya yang kami khawatirkan, tetapi harapan dari efek negatif anomali itu bisa diantisipasi dengan teknologi," ujarnya di Ungasan, Bali, Kamis (31 Maret 2016).


Dia mengungkapkan teknologi dibutuhkan agar muncul inovasi dalam bidang pemupukan dan pengelol‎aan air hingga pemeliharaan tanaman. Dengan begitu, produksi dan kualitas produk akan dapat ditingkatkan.


Berkaca dari tahun lalu, lanjutnya, industri perkebunan diwarnai gejolak berbagai faktor eksternal yang sangat mempengaruhi kinerja perusahaan dan perkebunan rakyat. Sebagai contoh, harga komoditas kelapa sawit, karet dan gula di pasar internaisonal rendah, hanya kakao yang masih tinggi.


Advertising
Advertising

Kondisi tersebut dipersulit iklim yang sangat tidak bersabat pada tahun lalu, karena terjadinya El-Nino berkepanjangan sehingga menyebabkan kekeringan dan awal musim hujan mundur. Dampaknya, produksi perkebunan menurun, dan ditambah terjadinya kebakaran lahan dan hutan di berbagai wilayah.


Kendala itu pun masih ditambah terjadinya peningkatan harga input produksi yang bertolak belakang dengan pendapatan. Alhasil, keuntungan perusahaan perkebunan dan usaha Tani merosot. Beberapa perusahaan yang masih mampu menghasilkan profit harus menerapkan best agricultural practices.


Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Inovasi Teknologi Mat Syukur menegaskan penerapan teknologi tidak hanya dibutuhkan di tanaman pangan, tetapi perkebunan juga. Untuk meningkatkan produktivitas, sekarang tidak cukup hanya manual tetapi perlu adanya inovasi teknologi.


Meski produktivitas tanaman perkebunan sudah tinggi, hanya saja dengan tingginya kebutuhan di pasar domestik dan nasional maka membutuhkan inovasi.


Lebih lanjut dijelaskan inovasi di bisnis perkebunan mendesak dilakukan, karena umur tanaman perkebunan sangat panjang. Dia mencontohkan teknologi seperti penguatan perakaran bagi kakao di lahan kering akan sangat memberikan manfaat positif.


"Jadi sudah harus mulai diadaptasi, dan harus hasilkan teknologi untuk menghasilkan kualitas sekaligus kuantitas," tuturnya.



BISNIS

Berita terkait

Produksi Tiga Mesin Pertanian, Pindad Berharap Laris

7 Mei 2017

Produksi Tiga Mesin Pertanian, Pindad Berharap Laris

Bayu mengatakan pengadaan alat pertanian ini bisa dilakukan lewat e-procurement.

Baca Selengkapnya

Swasembada Cabai, 9 Kota Kalteng Disuplai 198 Ribu Bibit Cabai  

19 Maret 2017

Swasembada Cabai, 9 Kota Kalteng Disuplai 198 Ribu Bibit Cabai  

Tute mengatakan proses penyemaian bibit akan dilakukan di tingkat kabupaten dan kota untuk memudahkan pembagian bibit ke warga.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian: Bebaskan 1,7 Hektare Kebun Petani Kelapa Sawit

10 Februari 2017

Kementerian Pertanian: Bebaskan 1,7 Hektare Kebun Petani Kelapa Sawit

Kementerian Pertanian meminta 1,7 juta hektare perkebunan kelapa sawit petani yang berada di kawasan hutan dibebaskan lahannya.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Lahan 610 Hektar, Kalteng Amankan Bawang Merah

4 Februari 2017

Kembangkan Lahan 610 Hektar, Kalteng Amankan Bawang Merah

Pengembangan ratusan hektar ini membuktikan bahwa kondisi tanah
kalteng yang berpasir cocok untuk ditanami bawang merah.

Baca Selengkapnya

Mengapa Ahli Ekonomi Pertanian Berkumpul di Pontianak?

21 Januari 2017

Mengapa Ahli Ekonomi Pertanian Berkumpul di Pontianak?

Pontianak menjadi tuan rumah Rakernas Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi)untuk membantu pemerintah daerah tingkatkan kesejahteraan warga

Baca Selengkapnya

Karsa, Aplikasi Android untuk Petani Diluncurkan

1 September 2016

Karsa, Aplikasi Android untuk Petani Diluncurkan

Dengan aplikasi ini, petani bisa terhubung satu sama lain, dan mendapat bimbingan soal produk pertaniannya.

Baca Selengkapnya

Program Toko Tani Kementan Dianggap Gagal  

26 Januari 2016

Program Toko Tani Kementan Dianggap Gagal  

Program Toko Tani tidak berhasil menjaga harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca Selengkapnya

Harga Karet Rendah, PTPN XII Beralih Menanam Tebu

13 Januari 2016

Harga Karet Rendah, PTPN XII Beralih Menanam Tebu

30 ribu hektare lahan tanaman karet dan kakao di Banyuwangi, Jawa Timur miliknya akan ditanami tebu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nomor Satu Produksi Kopi dan Kakao Dunia, Ini Komitmen Kementan  

8 November 2015

Jadi Nomor Satu Produksi Kopi dan Kakao Dunia, Ini Komitmen Kementan  

Untuk ekstensifikasi, perlu ada perluasan lahan untuk menanam kopi dan kakao dengan varietas unggul.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pantau Produktivitas Sawah Pupuk Mikroba  

3 Oktober 2015

Jokowi Pantau Produktivitas Sawah Pupuk Mikroba  

Presiden Jokowi hadir di Kelurahan Sonorejo, Sukoharjo, untuk memastikan pengelolaan sawah di daerah itu berhasil meningkatkan produktivitasnya.

Baca Selengkapnya