Warga Negara Asing mengenakan pakaian adat Banyuwangi diacara Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) di Taman Blambangan, Banyuwangi, 17 Oktober 2015. Pengembangan industri kreatif pariwisata alam dan budaya melalui even yang sering diadakan pemerintah Banyuwangi mampu mendongkrak kunjungan wisatawan asing dan domestik. ANTARA/Budi Candra Setya
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Asian Development Bank, Priasto Aji, mengatakan pemerintah harus mendorong diversifikasi ekspor. "Selama ini kita fokus sama komoditas, saatnya untuk mengembangkan sektor manufaktur dan lainnya," kata Priasto saat ditemui di Hotel Intercontinental MidPlaza, Rabu, 30 Maret 2016.
Namun untuk mengembangkan sektor manufaktur, pemerintah harus meningkatkan iklim bisnis yang baik bagi para investor. Priasto melihat upaya-upaya perubahan yang dilakukan pemerintah memang cukup bagus. "Infrastruktur sudah ada perbaikan, sebelas paket kebijakan juga cukup bagus," ujarnya.
Selain itu, dari sisi bisnis pelayanan juga potensinya cukup besar seperti sektor pariwisata. Namun, Priasto mengaku kontribusi sektor pariwisata jika dilihat melalui statistik tak kelihatan. Itu karena terdistribusinya pendapatan ke sektor lain seperti perhotelan dan transportasi. "Pendapatan di sini (pariwisata) masih rendah, kalau bisa ditingkatkan."
Country Director Asian Development Bank di Indonesia Steven Tabor sependapat dengan pernyataan Priasto Aji. Menurut Steven, kemungkinan Indonesia melakukan diversifikasi ekspor besar potensinya.
Jika komoditas selama ini menjadi andalan ekspor maka ke depannya bisa diganti dengan hal lain. "Ekspor manufaktur, apakah itu perikanan, pariwisata, potensinya luar biasa," ujar Steven.