TEMPO.CO, Jakarta - Perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka di level 4.871 pada Senin, 21 Maret 2016. Level ini melemah dari level 4.885 pada penutupan kemarin atau turun 14 poin. Namun beberapa saat setelah pembukaan, IHSG bergerak naik ke 4.889.
Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan pergerakan ini akibat aksi ambil untung jangka pendek. "IHSG akan bergerak bervariasi rawan koreksi akibat aksi ambil untung jangka pendek," kata David, Senin, 21 Maret 2016.
Sentimen pasar, kata dia, kemungkinan akan digerakkan dengan sejumlah isu individual, seperti rilis kinerja keuangan 2015 emiten yang banyak dirilis menjelang akhir Maret. David juga memprediksi IHSG akan bergerak di kisaran support 4.860 dan resisten di 4.910 rawan koreksi.
Pascapenurunan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,75 persen, IHSG bergerak bervariasi pada perdagangan akhir pekan lalu dan tutup stagnan di 4.885,708, setelah sempat menguat menembus 4.900 di sesi pertama. "Pelaku pasar terutama pemodal lokal melakukan aksi ambil untung atas saham-saham di sektor pertambangan setelah rally dalam beberapa pekan terakhir," ujar David.
Keputusan The Fed yang menahan tingkat bunganya di 0,5 persen dan menurunkan proyeksi kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rate (FFR) tahun ini menjadi dua kali dari rencana sebelumnya empat kali, membuat sentimen positif pada perdagangan akhir pekan lalu.
Emerging market akhir pekan lalu naik 1,2 persen merespons kebijakan The Fed tersebut. Selama sepekan IHSG berhasil rebound 1,5 persen setelah pekan sebelumnya koreksi 0,76 persen. Penguatan IHSG pekan lalu juga terutama ditopang penguatan sejumlah saham unggulan, seperti Telekomunikasi Indonesia, Astra International, BCA, dan sejumlah saham lapis dua yang bergerak di properti.