Cegah Kayu Ilegal, Kementerian LH Apresiasi Pasar Uni Eropa

Reporter

Minggu, 13 Maret 2016 17:36 WIB

Tumpukan alat musik biola mentah dari kayu jati Belanda di Toriyo, Sukoharjo, Jawa Tengah, 20 November 2015. Dalam sebulan rumah industri biola tersebut mampu membuat sekitar 1.000 biola dengan harga 300 ribu hingga 1,5 juta rupiah. Biola-biola tersebut selain laku di dalam negeri, banyak juga pembeli dari luar negeri seperti Brunei, Thailand, dan Singapura. TEMPO/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi keseriusan pasar di Uni Eropa yang konsisten mencegah perdagangan kayu ilegal. "Keseriusan Uni Eropa memberi peluang perluasan pasar bagi produk Indonesia," ucap Staf Ahli Kementerian Hidup an Kehutanan Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Agus Justianto saat diskusi di Indonesia International Furniture Expo 2016, Ahad 13 Maret 2016.

Agus mengatakan upaya Uni Eropa tersebut sangat berdampak positif bagi Indonesia. Apalagi Indonesia juga telah mengembangkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Sistem itu bekerja untuk memastikan bahwa kayu diambil dari sumber yang legal.

Jika tidak, maka dipastikan kayu tersebut tidak akan bisa diekspor ke Uni Eropa. Pasalnya Indonesia telah bekerjasama dengan Uni Eropa untuk membuat kesepakatan penegakan hukum, perbaikan tata kelola, dan perdagangan sektor kehutanan (FLEGT VPA) pada 2013.

Baca Juga: Ini Produk Israel yang Diimpor Indonesia

Agus bercerita, pada pekan lalu otoritas keamanan pangan dan produk konsumen Belanda (NVWA) mengajukan gugatan hukum kepada importir yang memasukkan kayu ilegal. NVWA menemukan, setidaknya 25 persen dari 150 perusahaan yang diperiksa tak memenuhi implementasi regulasi importasi kayu (EUTR).

Untuk itu Belanda menuntut mereka membayar denda untuk setiap meter kubik kayu yang akan diselundupkan. Saat ini negara-negara di Uni Eropa melakukan pengetatan pengawasan importir furnitur yang berasal dari Cina, India, Vietnam, dan juga Indonesia.

Sementara itu, Maria Murliantini, pengusaha eksportir furnitur mengaku keuntungannya berlipat-lipat setelah produk kerajinannya telah memiliki lisensi SVLK. Semula omset perusahaannya hanya US$ 500 menjadi US$ 2 juta per bulan.

"Meski sedikit lebih mahal, secara jangka panjang itu jauh lebih menguntungkan," kata Maria. Dengan adanya lisensi produk membantu usahanya dikenal luas dan diterima oleh pasar Uni Eropa.

Maria telah mengekspor ke sejumlah negara. Mulai dari Jerman, Prancis, Australia, Amerika Serikat, hingga Swedia.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

46 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

27 Oktober 2023

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) menyoroti kondisi ekonomi global yang berdampak pada industri kayu dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

18 September 2023

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

Jokowi akan mengecek langsung satu per satu jika ada yang tidak memperbaiki lahan bekas pertambangannya.

Baca Selengkapnya