Bahas Batam, Menteri Datangi Kantor Menko Perekonomian

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 10 Maret 2016 17:53 WIB

Pelabuhan Batu Ampar, Batam. TEMPO/ Dwi Arjanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian menggelar rapat koordinasi tentang Badan Pengusahaan Batam di kantor Kemenko Perekonomian pada Kamis, 10 Maret 2016.

Turut hadir dalam rapat ini, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Mereka mendatangi kantor Menko Perekonomian yang terletak di dekat Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada sore ini secara terpisah. Yang pertama kali datang adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang enggan menjawab pertanyaan para wartawan. "Nanti ya," kata Pramono.

Selang beberapa saat, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo juga enggan berkomentar soal rakor yang dilaksanakan sore ini. Setelah Tjahjo, datanglah Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menggunakan mobil warna hitam dengan plat nomor 1-00 berlambang Polri.

Pemerintah sebelumnya berencana membubarkan Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai pemegang otoritas kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas di Batam dan menggantinya dengan Dewan Kawasan Ekonomi Khusus untuk mengelola Kepulauan Batam.

Dari informasi yang beredar, nantinya landasan hukum pengaturan kawasan Batam akan diatur dalam peraturan presiden. Keputusan tentang pengelolaan kawasan itu diperkirakan akan diputuskan pada hari ini.

DIKO OKTARA

Berita terkait

Menaker Ida Siapkan SDM Berkualitas di BLK Batam

7 Mei 2021

Menaker Ida Siapkan SDM Berkualitas di BLK Batam

Pembangunan BLK di Kawasan Industri Batam karena belum ada satupun kawasan industri yang memiliki BLK Unit Pelayanan Teknis Pusat (UPTP) milik Kemnaker.

Baca Selengkapnya

Fasilitas Bebas Cukai untuk Batam Dicabut

20 Mei 2019

Fasilitas Bebas Cukai untuk Batam Dicabut

Dirjen Bea Cukai memutuskan menghapuskan fasilitas bebas cukai untuk kawasan perdagangan bebas Batam.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berencana Bubarkan BP Batam

13 Desember 2018

Pemerintah Berencana Bubarkan BP Batam

Darmin Nasution mengatakan pemerintah berencana membubarkan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).

Baca Selengkapnya

BP Batam Pelajari Penerapan Regulasi Kawasan Industri di China

14 Agustus 2018

BP Batam Pelajari Penerapan Regulasi Kawasan Industri di China

BP Batam akan mempelajari sejumlah regulasi yang diterapkan pemerintah China di sejumlah kawasan Industri.

Baca Selengkapnya

Batam Terpuruk, Kepala Badan Pengusahaan Batam Diganti

19 Oktober 2017

Batam Terpuruk, Kepala Badan Pengusahaan Batam Diganti

Kepala Badan Pengusahaan Batam diganti karena kawasan perdagangan bebas itu terus terpuruk. Sudah ratusan perusahaan tutup dalam tiga tahun.

Baca Selengkapnya

Indonesia Waspadai Persaingan Pasar Ekspor

25 Juli 2015

Indonesia Waspadai Persaingan Pasar Ekspor

Indonesia segera menyusul Malaysia dan Vietnam dengan membentuk free trade agreement dengan Uni Eropa guna menjaga pasar ekspor.

Baca Selengkapnya

Batam Terbitkan Kartu Pintar Untuk Ekspatriat

25 September 2013

Batam Terbitkan Kartu Pintar Untuk Ekspatriat

Kartu pintar berbiayanya Rp 1 juta setahun itu sama fungsinya seperti paspor.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Kawasan Batam Tuai Keluhan  

1 Februari 2012

Aturan Baru Kawasan Batam Tuai Keluhan  

Beleid baru tersebut tidak sesuai dengan jiwa dan semangat Undang-Undang Free Trade Zone (kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas) Batam, Bintan, dan Karimun.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Batam Khawatir Perjanjian FTA  

3 Februari 2010

Pengusaha Batam Khawatir Perjanjian FTA  

Yamin meminta pemerintah mewaspadai berlakunya perjanjian Asean-Cina FTA ini. Maksudnya adalah Indonesia harus memproduksi barang yang bisa mengimbangi produk Cina itu, sehingga ada keseimbangan. " Bila tidak , bahaya!" kata Yamin.

Baca Selengkapnya

Hadapi FTA, DPD Desak Pemerintah Berikan Bunga Rendah

8 Januari 2010

Hadapi FTA, DPD Desak Pemerintah Berikan Bunga Rendah

Pemerintah, kata mantan model era '70 itu, harus memberikan bunga rendah hingga 6 persen kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang saat ini masih kesulitan mendapatkan pinjaman.

Baca Selengkapnya