Slovenia Tertarik Berinvestasi di Indonesia

Reporter

Jumat, 4 Maret 2016 14:28 WIB

Sejumlah kendaraan melintasi jembatan bernama Crni Kal yang terletak di Slovenia. Kabut tebal yang menyelimuti jembatan ini lantaran inversi termal, di mana lapisan udara hangat terletak di atas lapisan udara dingin. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta -Slovenia mengirim delegasi ke Indonesia untuk menjajaki peluang bisnis dan investasi. Delegasi yang dipimpin oleh State Secretary pada Kementerian Pembangunan Ekonomi dan Teknologi Slovenia, Ales Cantarutti itu hari ini berkunjung ke kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta.

“Indonesia punya daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk mengembangkan usahanya di Indonesia," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak usai pertemuan, Jumat 4 Maret 2016.

Ketertarikan negara pecahan Yugoslavia ini, menurut Nus, menunjukkan penyatuan pasar ASEAN dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah membawa pengaruh positif bagi Indonesia. Pemberlakuan MEA memposisikan ASEAN, termasuk Indonesia sebagai kawasan yang menjanjikan untuk perdagangan dan investasi. "Terbukanya pasar ASEAN membuat negara-negara di Eropa dan Amerika berlomba-lomba melebarkan sayap usahanya di pasar Asia Tenggara, tidak terkecuali Slovenia,” kata Nus.

Menurut Nus, peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Slovenia akan memberikan pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian nasional.

Ia menyebut, sejak hubungan bilateral antara Indonesia dan Slovenia dimulai pada tahun 1992, kerja sama perdagangan antara kedua negara terus tumbuh. Total perdagangan Indonesia dengan Slovenia pada tahun 2015 tercatat sebesar US$ 106 juta, meningkat 11,74 persen dari tahun sebelumnya.

Saat ini mitra utama Indonesia di Eropa antara lain Belanda, Italia, Jerman, dan Spanyol. Sedangkan mitra utama perdagangan Slovenia antara lain Jerman, Austria, Kroasia, Italia, dan Prancis.

Pada tahun 2015, ekspor Indonesia ke Slovenia sebesar US$ 93,25 juta, naik 12,88 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, impor Indonesia dari Slovenia tahun 2015 sebesar US$ 12,78 juta, naik 4,09 persen dari tahun sebelumnya.

Dalam pertemuan hari ini, Dirjen PEN didampingi oleh perwakilan dari Kadin Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Kementerian Pertahanan. Sementara itu, Delegasi Slovenia terdiri atas sejumlah pejabat, anggota Kadin Slovenia, dan tujuh orang pelaku usaha Slovenia dari berbagai sektor.

Salah satu agenda kunjungan adalah pertemuan antara pelaku usaha Slovenia dan pelaku usaha Indonesia. Dalam pertemuan bisnis itu, perusahaan Indonesia yang ikut serta antara lain PT. Perusahaan Gas Negara (PGN), PT. Kereta Api Indonesia, PT. Energy Management Indonesia (EMI), PT. PLN, dan PT. Mustika Ratu, serta sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor industri penting, termasuk industri pengolahan air minum dan produsen mobil pemadam kebakaran.

Delegasi Slovenia juga mengunjungi Permanent Trade Display/Customer Service Center (CSC) di lantai 2 Gedung Utama, Kementerian Perdagangan. Delegasi Slovenia juga akan mengunjungi beberapa perusahaan di Jakarta guna mencari mitra yang tepat untuk melakukan joint venture dan melihat secara langsung aktivitas produksi.

Sektor yang ditargetkan Slovenia dalam kunjungannya kali ini antara lain energi, pengolahan kayu, transmisi elektronik, alat pertahanan, dan pengelolaan sampah. Kedatangan delegasi bisnis Slovenia diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Slovenia secara khusus dan ke Eropa secara umum.

Perekonomian Slovenia cenderung stabil dibandingkan negara-negara pecahan Yugoslavia lainnya. Pendapatan per kapita Slovenia termasuk yang tertinggi di Eropa Tengah. "Slovenia sempat diterpa krisis global pada tahun 2008 lalu, namun Slovenia bangkit dan kini memiliki ekonomi yang kuat," kata Nus.

Produk utama ekspor Indonesia ke Slovenia adalah karet alam dengan nilai US$ 49,57 juta setara dengan 53,16 persen dari total ekspor Indonesia ke Slovenia; batu bara sebesar US$ 12,08 juta, senyawa amino sebagai oksigen dengan nilai US$ 5,2 juta, kertas dan karton tak dilapisi dengan nilai US$ 3,79 juta serta komponen untuk perekam dengan nilai US$ 1,69 juta.

Di sisi lain, produk utama impor Indonesia dari Slovenia sebagian besar adalah produk logam dan manufaktur seperti rolling mills dari logam dengan nilai impor US$ 2,49 juta, mesin pencuci piring sebesar US$ 1,73 juta dan keran pipa sebesar US$ 1,05 juta.

PINGIT ARIA

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

8 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

14 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

1 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

2 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

2 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya