Holding BUMN Disiapkan untuk Hadapi Pasar Global

Reporter

Rabu, 2 Maret 2016 21:22 WIB

Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Medan Merdeka Selatan. Jakarta, 2 Oktober 2010. Dok.TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.

TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Pemerintah mempercepat pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN dinilai merupakan momentum untuk meningkatkan kinerja perusahaan milik negara sekaligus menambah pendapatan pajak bagi negara.

"Pembentukan holding BUMN dapat mengangkat nilai perusahaan karena lebih efisien, mengurangi biaya, serta menciptakan daya saing yang lebih tinggi menghadapi pasar global," kata Direktur Corporate Finance & Transaction Support, RSM Indonesia, Wiljadi Tan, di Jakarta, Rabu (2 Maret 2016).

Menurut Wiljadi, holding merupakan bagian salah satu opsi dalam melakukan restrukturisasi perusahaan, selain merger, akuisisi, "spin off", maupun konsolidasi.

Tujuannya, terjadi sinergi dari sisi kapasitas, tercipta corporate governance, penyatuan bisnis pada sektor sama, sehingga perusahaan menjadi lebih fokus dan terarah.

Ia menjelaskan, lazimnya bentuk holding yang umum dijalankan adalah holding investasi dan holding opesional.

Namun holding operasional dinilai lebih praktis karena masing-masing anak usaha bisa tetap beroperasi sesuai dengan bidang yang digeluti. Adapun holding investasi lebih fokus pada penggalangan investasi oleh induk usaha.

Meski begitu, Wiljadi mengaku belum mempunyai data seberapa besar sebuah holding mampu mengkontribusi setoran pajak kepada negara, selain karena disesuaikan dengan sektor usaha juga tergantung kondisi pasar.

Untuk itu menjelaskan, sebelum pembentukan holding sebaiknya dilakukan monitoring BUMN sektor apa saja yang layak untuk dijadikan holding agar benar-benar tercipta perusahaan yang kuat dan mampu bersaing di tingkat global.

"Sudah saatnya BUMN terutama yang memiliki jenis usaha yang sama disatukan, agar lebih kuat dari sisi aset, permodalan dan kapasitas. Jangan lagi ada BUMN yang saling bersaing pada lahan yang sama. Ini tidak efektif," ujarnya.

Ia menyebutkan, BUMN maritim bisa menjadi holding yang kuat karena dilatarbelakangi Indonesia yang terdiri atas 77 persen lautan menyimpan potensi hasil hasil laut berlimpah, mulai dari penangkapan ikan, industri pengalengan ikan, pengolahan yang jika dimaksimalkan bisa menjadi nomor satu dunia.

Untuk itu tambahnya, Pemerintah perlu membuat rencana jangka panjang atau cetak biru pembentukan holding, termasuk dari sisi Perundang-undangan.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, Pemerintah tengah menyiapkan pembentukan enam holding BUMN, yaitu sektor infrastruktur, pertambangan, ketahanan energi, perbankan, jalan tol, dan energi terbarukan.

Pembentukan enam holding tersebut memastikan BUMN akan menjadi semakin kuat ke depannya, bisa berlari cepat dan harus mampu mengalahkan perusahaan-perusahaan Singapura dan perusahaan skala internasional.



ANTARA

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

4 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

5 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

9 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

9 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

9 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

9 hari lalu

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

Berikut ini cara download Safe Exam Browser untuk tes online pertama Rekrutmen Bersama BUMN 2024 bagi perangkat Windows atau MacOS.

Baca Selengkapnya

Jadwal Lengkap Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024 dan Jenis Tesnya

9 hari lalu

Jadwal Lengkap Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024 dan Jenis Tesnya

Berikut ini jadwal lengkap tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024, mulai dari trial test, tes online 1, tes online 2, hingga tes seleksi di BUMN.

Baca Selengkapnya

Profil Jalan Tol MBZ dan Sengkarut dalam Pembangunannya Ada Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Profil Jalan Tol MBZ dan Sengkarut dalam Pembangunannya Ada Dugaan Korupsi

Pembangunan tol MBZ (Mohamed Bin Zayed) diusut Kejaksaan Agung. Berikut profil Jalan Tol MBZ yang sebelumnya bernama Jalan Layang Japek II.

Baca Selengkapnya