Potong Rantai Distribusi, Beras Premium 7.500 Diluncurkan

Reporter

Senin, 29 Februari 2016 17:35 WIB

Ilustrasi beras. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian, Andi Sulaiman, meluncurkan produk beras berlabel Beras Premium 7.500 sebagai upaya untuk memotong rantai distribusi yang terlalu panjang.

Peluncuran Beras Premium 7.500 itu dilakukan Sulaiman, saat panen raya bersama Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Mulyono, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, dan sejumlah pejabat lain di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (29 Februari 2016).

Saat ditemui wartawan usai kegiatan, Sulaiman mengatakan, Beras Premium 7.500 dibeli dari petani dengan harga yang wajar dan selanjutnya dijual ke konsumen dengan harga lebih murah.

"Artinya, membentuk pasar baru karena memotong rantai pasar yang terlalu panjang," katanya.

Menurut dia, beras tersebut dibeli dari petani dengan harga Rp4.000 per kilogram dalam bentuk gabah dan dijual dalam bentuk beras premium dengan harga saat ini sebesar Rp7.500 per kilogram.

Kendati demikian, dia mengakui ke depan, tidak menutup kemungkinan harga beras premium itu naik. "Bisa naik sedikit yang penting di bawah Rp8.000/kg," katanya.

Terkait distribusi Beras Premium 7.500, Sulaiman mengatakan, Kementerian Pertahanan telah menyiapkan 1.000 toko tani dan provinsi yang menjadi sentra produksi beras.

Menurut dia, hadirnya Beras Premium 7.500 itu juga sebagai upaya untuk stabilisasi harga.

"Kita lihat sekarang harganya sudah stabil, kisaran Rp7.500-Rp8.000. Kita jalan terus," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Gardjita Budi, mengatakan, gabah yang dijadikan sebagai Beras Premium 7.500 itu dibeli dari petani dengan harga di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sehingga petani harus untung.

Selanjutnya, kata dia, gabah tersebut diolah dan dijual ke toko tani yang merupakan mitra petani.

"Syaratnya, toko tani itu menjual kepada rakyat enggak boleh nyusahin. Sekarang harganya Rp7.500/kg yang konon katanya Rp8.800-Rp9.000/kg," katanya.

Menurut dia, toko tani bisa menjual beras premium itu dengan harga Rp7.500/kg karena rangkaiannya dipotong.

Ia mengatakan bahwa pihaknya mendapat subsidi adalah gabungan kelompok tani (gapoktan) bukan toko tani.

"Subsidinya berupa peralatan dan mesin, pengemasannya, transportasinya, sehingga mereka bisa menghasilkan padi dengan harga yang bisa berkompetisi," jelasnya.

Menurut dia, pihaknya pada 2016 menargetkan sebanyak 1.000 toko tani sedangkan pada 2015 sudah ada 150-an namun baru uji coba.

"Saya enggak pakai anggaran, kerja sama dengan Bulog 2015 tapi memang tergantung dari pasokan Bulog," katanya.

Ia mengatakan bahwa saat sekarang, Kementerian Pertanian telah mengalokasikan dari APBN untuk bisa membantu petani.


ANTARA

Berita terkait

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

4 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Mentan Minta Bulog Serap Gabah Petani, Bapanas: Kalau Panen Melimpah Saja

35 hari lalu

Mentan Minta Bulog Serap Gabah Petani, Bapanas: Kalau Panen Melimpah Saja

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menanggapi imbauan Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman agar Bulog membeli gabah langsung petani.

Baca Selengkapnya

Mentan Pastikan Sri Mulyani Segera Keluarkan Surat Keputusan Tambahan Pupuk Subsidi

47 hari lalu

Mentan Pastikan Sri Mulyani Segera Keluarkan Surat Keputusan Tambahan Pupuk Subsidi

Mentan Amran Sulaiman memastikan Menteri Keuangan Sri Mulyani bakal segera mengeluarkan SK soal tambahan pupuk subsidi sebanyak 9,55 juta ton.

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

48 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Putra Sulung Menteri Pertanian Amran Sulaiman Lolos ke Senayan dengan Suara Tertinggi

52 hari lalu

Putra Sulung Menteri Pertanian Amran Sulaiman Lolos ke Senayan dengan Suara Tertinggi

Putra sulung Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, dipastikan lolos ke Senayan dengan perolehan suara tertinggi.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Khawatir Produksi Padi Februari Anjlok: Ini Menjadi Darurat Pangan

54 hari lalu

Mentan Amran Khawatir Produksi Padi Februari Anjlok: Ini Menjadi Darurat Pangan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman khawatir soal hasil produksi beras sepanjang Juni hingga Oktober 2024. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Tambah Kuota Pupuk Subsidi jadi 9,5 Juta Ton, Pupuk Indonesia Pastikan Stok Cukup

29 Februari 2024

Jokowi Tambah Kuota Pupuk Subsidi jadi 9,5 Juta Ton, Pupuk Indonesia Pastikan Stok Cukup

PT Pupuk Indonesia alias PIHC angkat bicara soal penambahan kuota pupuk subsidi pada tahun ini menjadi 9,5 juta ton dari sebelumnya 4,7 juta ton.

Baca Selengkapnya

Beras Langka dan Mahal, Menteri Pertanian Ungkap Strategi Genjot Poduksi Padi Dalam Negeri

20 Februari 2024

Beras Langka dan Mahal, Menteri Pertanian Ungkap Strategi Genjot Poduksi Padi Dalam Negeri

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim telah menyiapkan sejumlah rencana untuk menggenjot produksi padi di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Amran Sulaiman: Sektor Pertanian Tumbuh Lebih Baik di Masa Pemerintahan Jokowi

15 Februari 2024

Amran Sulaiman: Sektor Pertanian Tumbuh Lebih Baik di Masa Pemerintahan Jokowi

Mentan Andi Amran Sulaiman meminta program pangan yang sudah berjalan baik saat ini dapat dilanjutkan oleh pemerintahan yang akan datang.

Baca Selengkapnya

Di Sumedang, Menhan Prabowo Tekankan Ketahanan Pangan: Tidak Ada Pangan, Tidak Ada Negara

31 Januari 2024

Di Sumedang, Menhan Prabowo Tekankan Ketahanan Pangan: Tidak Ada Pangan, Tidak Ada Negara

Prabowo menekankan pentingnya menjaga ketahanan pangan jika ingin Indonesia menjadi negara maju dan makmur.

Baca Selengkapnya