Kementerian Perindustrian Pacu Industri Kertas  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 25 Februari 2016 08:20 WIB

Menteri Perindustrian, Saleh Husin. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus mendorong investasi industri pulp dan kertas. Pembangunan sejumlah pabrik telah dilakukan guna menambah produksi dan memenuhi kebutuhan domestik dan pasar ekspor.

“Industri ini merupakan salah satu industri berbahan baku alam yang memberi kontribusi pada nilai tambah, devisa, dan lapangan kerja. Untuk itu, pasokan bahan baku harus dijaga kontinuitasnya,” ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam rilisnya, Rabu, 24 Februari 2016. Aktivitas produksi industri ini diharapkan mampu menumbuhkan ekonomi di daerah.

Direktur APRIL Group Anderson mengatakan pihaknya saat ini tengah menyelesaikan pembangunan pabrik kertas atau Paper Machine 3 milik PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), yang merupakan bagian dari APRIL Group. “Rencananya, peresmian pada September 2016,” ujarnya.

Perseroan juga akan membangun pabrik PT Sateri Viscose Internasional (SVI) yang akan menghasilkan serat rayon dan high digital paper dengan nilai investasi sebesar Rp 15 triliun. Menteri Saleh mengapresiasi ekspansi RAPP ini lantaran merupakan upaya konkret peningkatan nilai tambah. Rayon, katanya, memasok kebutuhan pabrik garmen yang juga merupakan industri padat karya.

Kementerian Perindustrian mencatat kapasitas terpasang industri pulp dan kertas nasional masing-masing sebesar 7,93 juta ton per tahun dan 12,98 juta ton per tahun dengan realisasi produksi pulp 6,4 juta ton per tahun dan kertas 10,4 ton per tahun.

Capaian itu membuat Indonesia menjadi produsen pulp dan kertas terkemuka di dunia di mana industri pulp menempati peringkat 9 dan industri kertas peringkat 6, sedangkan di Asia menempati peringkat ke 3 untuk industri pulp maupun kertas.

RAPP berharap pabrik ini mendorong nilai ekspor perseroan dari Rp 25 triliun menjadi Rp 30-35 triliun. Saat itu, Menteri Perindustrian meminta RAPP mengoptimalkan kinerja dan bahkan menantang manajemen perusahaan sanggup mencetak penjualan ekspor menembus Rp 40 triliun. Anderson Tanoto mengatakan investasi pembangunan PM 3 mencapai Rp 4 triliun rupiah. Perseroan mencatat kapasitas produksi RAPP sebanyak 2,8 juta ton pulp dan 820 ribu ton kertas. Kecepatan produksi menembus 1,4 kilometer per jam. Pabrik terbaru ini akan menambah kapasitas sebesar 250 ribu ton/tahun berupa high grade digital paper.

ARIEF HIDAYAT

Berita terkait

Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

55 hari lalu

Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

Ekspor kertas A4 Indonesia ke Australia turun sejak pengenaan bea masuk anti dumping tersebut berlaku.

Baca Selengkapnya

Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

14 Februari 2020

Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

Bahan baku industri kertas akan mulai langka pada Maret 2020, sehingga harganya menjadi sangat tidak kompetitif.

Baca Selengkapnya

Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

18 Juni 2019

Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

Setidaknya ada empat kasus impor limbah sampah plastik ke Tanah Air sejak Januari 2018 hingga Juni 2019.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

17 Juni 2019

Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan melakukan tiga langkah utama untuk mencegah masuknya sampah plastik dari negara lain ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

17 Juni 2019

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

Temuan penyelundupan sampah plastik dalam impor kertas bekas membuat pemerintah memutuskan untuk memperketat impor kertas bekas.

Baca Selengkapnya

KLHK Minta Impor Kertas di Jalur Merah, Airlangga: Kurang Tepat

17 Juni 2019

KLHK Minta Impor Kertas di Jalur Merah, Airlangga: Kurang Tepat

Menteri Perindustrian menilai kertas bekas bukan tergolong Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sehingga tidak tepat jika masuk ke jalur merah impor.

Baca Selengkapnya

Kemenperin: Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Jadi Prioritas

12 November 2018

Kemenperin: Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Jadi Prioritas

Kemenperin mengatakan industri pulp dan kertas perlu meningkatkan daya saing produknya sehingga bisa lebih kompetitif di pasar global.

Baca Selengkapnya

Bungkus Kertas Lebih Baik dari Styrofoam? Simak Faktanya

20 November 2017

Bungkus Kertas Lebih Baik dari Styrofoam? Simak Faktanya

Styrofoam atau stirena adalah zat kimia yang terdapat dalam sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi manusia, seperti stroberi, kopi, dan kacang.

Baca Selengkapnya

APP Sinar Mas Suplai 60 Persen Kebutuhan Kertas Al-Quran Dunia

10 Juni 2017

APP Sinar Mas Suplai 60 Persen Kebutuhan Kertas Al-Quran Dunia

APP Sinar Mas kini menargetkan bisa bersaing dengan pemasok kertas halal untuk Al-Quran yang masih didominasi Jepang dan Korea.

Baca Selengkapnya

Produsen Kertas Terpukul Tuduhan Praktik Dumping

28 Mei 2017

Produsen Kertas Terpukul Tuduhan Praktik Dumping

Ameriksa Serikat dan Australia sudah memberlakukan proteksi dengan mengenakan bea masuk antidumping terhadap kertas asal Indonesia.

Baca Selengkapnya