Aliran Dana Gelap Diperkirakan Akan Meningkat

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 20 Februari 2016 20:24 WIB

Ilustrasi mata uang dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Aliran dana gelap (ilicit financial flow) diperkirakan akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Lemahnya pengawasan dan kurangnya transparansi dari lembaga terkait ditengarai menjadi penyebabnya.

Peneliti Perkumpulan Prakarsa Setyo Budiantoro mengatakan aliran dana gelap dapat dilakukan dengan manipulasi pajak dan bisa juga melakukan penyembunyian informasi sehingga perusahaan tersebut tidak membayar pajak sesuai dengan yang seharusnya. Apalagi, saat ini teknologi semakin canggih sehingga semakin mudah untuk menyembunyikan pajak.

Menurut dia, untuk mengetahui aliran dana ini perlu didorong untuk keterbukaan akses informasi. Tak hanya Indonesia tetapi juga semua negara yang ada. "Kuncinya adalah transparansi, sampai sekarang siapa yang mengawasi ini saja belum ada," kata Setyo di Jakarta, Sabtu, 20 Februari 2016.

Berdasarkan data Global Financial Integrity (GFI), pada 2013, aliran dana gelap di negara berkembang mencapai US$ 1,1 triliun. Jumlah ini meningkat 2,3 kali lipat dari satu dekade sebelumnya. Aliran dana gelap pada 2010-2014 apabila diakumulasikan nilainya mencapai Rp 914 triliun. Menurut Setyo nilai ini setara dengan jumlah uang beredar luas (M2) dalam periode yang sama.

Indonesia pada akhir 2015 menempati posisi kesembilan negara dengan aliran dana gelap terbesat. Bahkan, pada tahun 2007 menurut Setyo dana aliran gelap mencapai Rp 400 triliun atau 10,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Associate Reasercher Prakarsa Fachru Nofrian mengatakan saat ini aliran dana gelap masih belum dianggap sebagai isu yang seksi oleh pemerintah. Lembaga dan kementerian terkait masih fokus pada perekonomian global, sementara untuk faktor yang mempengaruhi aliran dana gelap, seperti suku bunga, investasi portofolio masih kurang diperhatikan.

Apalagi, menjelang pasar bebas Fachru mengatakan sebaiknya pemerintah mulai menaruh perhatian terhadap hal ini. Selain itu, pemerintah juga perlu memperjelas wewenang tentang siapa yang berkewajiban mengawasi aliran dana gelap. "Meski sudah mulai diperhatikan tapi pergerakannya masih lambat," ujar Fachru.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

6 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya