Asosiasi Petani Karet Bela Pemerintah Buka 100% Modal Asing

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 15 Februari 2016 23:01 WIB

Seorang petani mengambil getah karet yang akan diolah menjadi ball karet di Perkebunan Karet Cikidang, Sukabumi, (14/12). Harga karet di tingkat petani saat ini merosot tajam, dari harga sebelumnya Rp 7000/kg menjadi Rp 3000/kg. Tempo/Arie basuki

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) mengingatkan pemerintah tidak salah dalam menerapkan paket kebijakan ekonomi jilid X yang membuka 100% modal asing di industri karet remah (crumb rubber).


Ketua Umum Apkarindo Lukman Zakaria mengatakan, pihaknya tidak keberatan dengan kebijakan tersebut asalkan diatur secara jelas dan tegas mengenai porsi dan posisi mereka, agar petani dan pengusaha karet lokal tidak akan dirugikan.


"Kalau mau 100% silahkan saja. Tapi bahan baku karet sudah berkurang, jadi investor asing sebaiknya diarahkan ke industri hilir berupa produksi barang jadi, bukan menjual bahan setengah jadi," katanya, Senin (15 Februari 2016).


Dia menjelaskan perusahaan asing bisa mendirikan pabrik ban di dalam negeri agar terjadi penyerapan investasi sekaligus tenaga kerjanya dalam jumlah besar.


Dengan begitu, diharapkan akan mengangkat posisi Indonesia menjadi produsen ban terbesar dunia.


Advertising
Advertising

"Jangan sampai kita menjual karet dalam bentuk 20%, tapi harus berbentuk barang jadi yang diharapkan akan mengangkat nilai tambah bagi para petani karet."


Pihaknya tidak menolak kebijakan deregulasi tersebut karena tidak menutup kemungkinan akan menguntungkan pelaku usaha dalam negeri.


Menurutnya, petani tidak akan mempersoalkan kebijakan 100% asing tersebut, tetapi pemerintah harus bisa menjadi tumbuhnya industri pengolahan karet tersebut.


"Tinggal kita duduk bersama. Yang ketar-ketir itu kan pengusaha setengah-setengah atau yang banyak masalah. Kalau petani silahkan saja," ujarnya.


Saat ini, harga karet di tingkat petani berkisar Rp3.000--Rp4.000 per kilogram. Sedangkan harga kadar karet kering di tingkat tengkulak Rp7.000--Rp8.000 per kilogram. Harga itu menurun dibandingkan dengan 5 tahun lalu mencapai Rp25.000--Rp30.000 per kilogram.


Sementara itu, pelaku agribisnis karet di Jawa Barat perlu menggenjot produksi di sektor hulu menyusul kebijakan investasi crumb rubber boleh dimiliki asing 100%.


Pengamat bisnis perkebunan Jabar Iyus Supriyatna mengatakan kebijakan tersebut harus memacu pelaku agribisnis karet di dalam negeri agar meningkatkan produksi karet lokal untuk masuk ke industri crumb rubber.


Menurutnya, bukan tidak mungkin jika kualitas karet dalam negeri rendah, maka industri akan mengimpor dari luar.


"Kebijakan pemerintah harus kita patuhi. Ini harus menjadi peluang bagi pelaku agribisnis karet di dalam negeri," ujarnya.


Untuk pelaksanaan di lapangan para pelaku agribisnis karet, khususnya petani harus meningkatkan produktivitas kebunnya dari 500 kg karet kering/ha/tahun jadi minimal 2 ton karet kering/ha/tahun.


BISNIS

Berita terkait

Sudah Dipakai di 9 Provinsi, Aspal Karet Terserap 1.271 Ton

9 September 2019

Sudah Dipakai di 9 Provinsi, Aspal Karet Terserap 1.271 Ton

Aspal karet sebanyak itu digunakan di sembilan provinsi, untuk mengaspal jalans sepanjang 65,5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Harga Karet Anjlok, Masyarakat Beralih Tanam Jagung

23 Juni 2019

Harga Karet Anjlok, Masyarakat Beralih Tanam Jagung

Setelah harga karet yang terus merosot dan tidak menentu ,masyarakat kini membuka lahan jagung agar bisa meningkatkan ekonomi mereka.

Baca Selengkapnya

Perbaiki Harga, RI Pangkas Ekspor Karet Hampir 100 Ribu Ton

1 April 2019

Perbaiki Harga, RI Pangkas Ekspor Karet Hampir 100 Ribu Ton

Indonesia akan mengurangi ekspor karet sebesar 98.160 ton mulai hari ini hingga 31 Juli 2019.

Baca Selengkapnya

Harga Karet Turun, Indonesia dan Dua Negara Ini Kurangi Ekspor

26 Februari 2019

Harga Karet Turun, Indonesia dan Dua Negara Ini Kurangi Ekspor

Ketiga negara produsen utama karet alam (natural rubber) dunia yakni Thailand, Indonesia dan Malaysia sepakat mengurangi ekspor

Baca Selengkapnya

Tiga Jurus Darmin Nasution Atasi Harga Karet Yang Anjlok

26 Februari 2019

Tiga Jurus Darmin Nasution Atasi Harga Karet Yang Anjlok

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tengah menyiapkan tiga strategi untuk mengatasi harga komoditas karet yang terus anjlok.

Baca Selengkapnya

Di Palembang, Jokowi Soroti Masalah Harga Sawit dan Karet

25 November 2018

Di Palembang, Jokowi Soroti Masalah Harga Sawit dan Karet

Jokowi menyebut dua problem besar di Sumatera Selatan terkait dengan harga sawit dan karet yang jatuh di pasar global.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Dorong Industri Pengolahan Karet Remah Tumbuh

19 November 2018

Airlangga Hartarto Dorong Industri Pengolahan Karet Remah Tumbuh

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Kementerian Perindustrian mendorong pertumbuhan sektor industri pengolahan karet remah.

Baca Selengkapnya

Harga Karet di Tokyo Lanjut Menguat di Hari Ketiga

16 Juni 2017

Harga Karet di Tokyo Lanjut Menguat di Hari Ketiga

Harga karet kembali ditutup menguat pada perdagangan hari
ketiga berturut-turut

Baca Selengkapnya

Harga Karet Rebound Lebih dari 5 Persen ke Level 195

14 Juni 2017

Harga Karet Rebound Lebih dari 5 Persen ke Level 195

Harga karet rebound tajam pada perdagangan pagi ini, Rabu, 14
Juni 2017, meski pada saat yang sama kinerja mata uang yen
terangkat.

Baca Selengkapnya

Harga Karet Ditutup Berbalik Melemah

13 Juni 2017

Harga Karet Ditutup Berbalik Melemah

Harga karet ditutup melemah 0,86 persen atau 1,60 poin ke
level 185,30 yen per kilogram (kg).

Baca Selengkapnya