Perbankan Sulut Siap Dukung Sektor Perkebunan & Pariwisata

Reporter

Rabu, 10 Februari 2016 23:04 WIB

Lokasi Gunung Nona yang memiliki panorama alam pegunungan dan berada di poros trans Sulawesi antara Makassar - Toraja tersebut menjadi salah satu obyek wisata bagi para pelintas sembari melepas lelah. TEMPO/Iqbal lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan perbankan siap mendukung geliat usaha sektor perkebunan dan pariwisata untuk meningkatkan aktivitas industrinya di Sulawesi Utara. Dukungan tersebut dapat diwujudkan melalui penyaluran kredit hingga pendampingan pengembangan usaha.


Hal tersebut tertuang dalam focus group discussion (FGD) bertajuk Peran Perbankan untuk Mendukung Potensi Strategis Sulawesi Utara, bertempat di Hotel Aston Manado, Rabu (10 Februari 2016).


Diskusi ini diselenggarakan oleh Surat kabar harian (SKH) Bisnis Indonesia Perwakilan Manado guna mendiskusikan peran sektor perbankan dalam mendukung peningkatan kinerja sektor-sektor strategis seperti perkebunan dan pariwisata.


Dendi Ramdani, Head of Industry and Regional Research PT Bank Mandiri Tbk., mengatakan guna meningkatkan nilai tambah potensi Sulut, wajib bagi daerah ini mendorong industrialisasinya. Mulai dari investasi infrastruktur, pembenahan persoalan pariwisata, hingga peningkatan produktivitas secara umum.


“Sulut bisa melakukan diversifikasi industrinya, baik sektor kelapa yang masih minim serta pariwisata. Dukungan perbankan tidak tanggung-tanggung nantinya, terbukti NPL dan LDR Sulut di atas rerata nasional,” tuturnya.


Advertising
Advertising

Sulut yang memiliki potensi tanaman kelapa, diandalkan menjadi salah satu sektor strategis daerah. George Umpel, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sulut (Apeksu), mengatakan pada periode 1994 – 2000, Sulut dapat memprodusi 270.000 kopra per tahun, sementara sekarang sudah menyusut 40%.


“Kelapa hanya bisa dipanen sampe Februari saja, sementara hingga November tidak bisa dipanen lagi. Lahan perlu rehabilitasi, kalau penanaman baru tidak dimungkinkan,” katanya.


Menurutnya, kualitas hasil panen petani kelapa juga menjadi masalah. Teknologi sederhana ditambah dengan pemahaman petani yang minim menjadikan nilai tambah tidak maksimal. Melihat hal tersebut, Daniel Pesik, Wakil Ketua Kadin Sulut, mengatakan pembinaan untuk dunia usaha menjadi faktor penentu.


“Bantuan tidak selalu terkait modal, tetapi bagaimana mereka diberi pembinaan, pemahaman permodalan hingga teknologi. Kalau sebatas modal, terkadang tidak memacu kinerja,” katanya.


Sektor pariwisata yang menjadi unggulan, tidak bisa dimanfaatkan. Padahal, kekayaan alam baik darat dan laut menjadi pesona tersendiri. I Putu Anom Dharmaya, General Manager Hotel Aston Manado, mengungkapkan pengelolaan belum profesional, potensi lokasi wisata yang beragam tidak dimanfaatkan dengan baik.


“Terlihat dari tingkat okupansi yang hanya berada pada rerata 60%. Sulut, khususnya Manado sudah memiliki hotel dengan kelas yang beragam, tetapi tidak juga okupansinya maksimal,” sambung Putu.


Melihat geliat peluang bisnis di Sulut, A. Yusnang Deputi Direktur Bank Indonesia Sulut mengatakan perbankan sudah memberikan dukungan yang luar biasa. Pasalnya, LDR Sulut sepanjang 2015 mencapai 137,5%.


“Berarti perbankan harus menghimpun dana dari luar daerah untuk mencukupi permintaan lokal. Sulut ini luar biasa potensial, semua aspek bertumbuh di atas nasional,” tambahnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

7 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

16 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

16 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

19 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

27 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

29 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

32 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

32 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

34 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya