BI: Kebijakan Bunga Negatif Jepang Tak Pengaruhi Indonesia  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 29 Januari 2016 19:25 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kala besama (kiri-kanan) Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, Ketua OJK Muliaman Hadad, Gubernur BI Agus Marto dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri keuangan non Bank Fidaus Djeailani saat hari terakhir perdagangan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, 30 Desember 2015. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di posisi 4.593,01 poin. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menilai kebijakan suku bunga negatif yang diambil Bank of Japan (BoJ) mulai Februari 2016 tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bank sentral Jepang ini masih menerapkan kebijakan dana murah (quantitative easing) karena masih ingin mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang masih rendah di negara itu.

"Kami tidak melihat suatu dampak yang signifikan dari apa yang dilakukan oleh BoJ," ujar Perry, di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.

BoJ akan menerapkan kebijakan suku bunga negatif mulai Februari sebagai langkah tambahan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Jepang.

Keputusan tersebut diumumkan Jumat siang ini seusai rapat kebijakan moneter bulanan Bank of Japan, dengan lima dari sembilan anggota dewan gubernur BoJ mendukung kebijakan ini.

BoJ hari ini juga memutuskan mempertahankan besaran program quantitative easing US$ 666 miliar per tahun.

Menurut Perry, yang menjadi berita positif justru keputusan The Fed Rabu lalu yang tidak menaikkan tingkat suku bunga acuan dan menunjukkan bank sentral AS akan tetap dovish (tidak agresif melakukan penguatan suku bunga, lebih memilih kemajuan pertumbuhan ekonomi).

"Saya kira itu mengkonfirmasi apa yang diperkirakan oleh pasar bahwa tahun ini kenaikan FFR (Fed Fund Rate) hanya dua kali. Kemungkinan di Maret atau Juni," kata Perry.

Apabila The Fed terbukti hanya menaikkan FFR dua kali dalam tahun ini, lanjut Perry, dampak dari kebijakan tersebut sudah diantisipasi oleh BI sebelumnya.

"Kami meyakini itu menjadi faktor yang positif terhadap Indonesia, khususnya terhadap nilai tukar rupiah kita," ujar Perry.

ANTARA

Berita terkait

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

13 jam lalu

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang positif patut dikelola dengan penuh kebijaksanaan karena ketidak pastian global.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

19 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

1 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

1 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

1 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

2 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya