TEMPO.CO, Semarang - Pemberlakuan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dinilai merugikan petani tembakau Jawa Tengah karena pemerintah belum punya sistem pengaturan secara jelas tentang impor tembakau.
“Negara membebaskan impor tembakau dari Cina, Amerika Serikat, Zimbabwe, Turki, dan India,” kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah Wisnu Brata, Rabu, 27 Januari 2016.
Wisnu menjelaskan, impor tembakau dari sejumlah negara yang ia sebutkan itu menyebabkan tembakau asing membanjiri pasar industri tembakau di Indonesia. “Kondisi ini membuat para petani tembakau Jawa Tengah terpuruk,” kata Wisnu.
Tercatat pada 2015, impor tembakau lebih dari 110 ribu ton. Puncak tertinggi mendatangkan tembakau asing itu terjadi pada 2012 yang mencapai 150 ribu ton. Ia berharap pemerintah bisa menjelaskan secara rinci kebutuhan tembakau impor sehingga mampu mengetahui jenis tembakau apa yang bisa disediakan petani. "Kami bukan antiimpor, tapi jangan sampai kebijakan merugikan petani." Kata Wisnu.
Guru besar ekonomi dari Universitas Diponegoro, Prof Purbayu Budi Santoso, membenarkan tentang kondisi itu. Ia justru menduga ada indikasi politik internasional yang berupaya menguasai pasar tembakau Indonesia. "Pemerintah harus hati-hati, jangan sampai kebijakannya menyudutkan petani. Rokok bukan komoditi yang bisa disepelekan," katanya.
EDI FAISOL
Berita terkait
Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC
24 Februari 2023
BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.
Baca SelengkapnyaEkspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan
2 November 2021
Data ekspor Jateng mengalami surplus yang paling tinggi selama 3 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang
28 Oktober 2021
Dengan kondisi turbulensi akibat pandemi, anak muda dituntut berkontribusi untuk membantu kebangkitan bangsa.
Baca SelengkapnyaBelajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors
26 Oktober 2021
Sekolah juga harus jadi sasaran pemahaman, sebab dinilai menjadi tempat yang subur untuk berkembangnya terorisme.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021
26 Oktober 2021
Keterbukaan informasi publik ini tak sekadar hak namun juga bisa dijadikan pedoman.
Baca SelengkapnyaDi Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri
22 Oktober 2021
Kepada para santri di seluruh Indonesia, Ganjar berharap santri makin adaptif dan selalu memberikan inspirasi.
Baca SelengkapnyaAnggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri
22 Oktober 2021
Spirit perjuangan para ulama dan santri menjadi semangat pengingat untuk menghormati para guru dan kiai.
Baca SelengkapnyaJateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya
14 Oktober 2021
Jateng menjadi yang terbaik karena mendapatkan penghargaan kategori Mentor, penghargaan tertinggi dalam kategori Anugerah Parahita Ekapraya.
Baca SelengkapnyaGanjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
8 Oktober 2021
Ketua Satgas Khusus Sekda Jateng, Sumarno, akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.
Baca SelengkapnyaGubernur Ganjar Saksikan Pelantikan Pengurus PMI Jateng
8 Oktober 2021
Pengurus PMI Jateng bertekad bukan hanya menanggulangi donor darah, tapi harus bersinergi mendedikasikan kemanusiaan.
Baca Selengkapnya