Pemerintah Bakal Bangun Jaringan Kabel Optik di Papua  

Reporter

Selasa, 26 Januari 2016 11:49 WIB

Menteri Komunikasi & Informatika Rudiantara menanggapi hasil pemaparan ITB Innovation Park dan balon Helion di Lembaga Pengembangan Inovasi & Kewirausahaan ITB, Bandung, Jawa Barat, 8 Januari 2016. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengumumkan para pemenang tender Palapa Ring paket barat dan tengah. Kini, proses tender untuk paket timur tengah dikebut.

Jaringan kabel optik untuk paket timur direncanakan menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Total panjang jaringan kabel serat optik sekitar 6.300 kilometer.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan tantangan terbesar persiapan paket ini adalah 20 wilayah di pedalaman Papua. Sebab, jangankan membangun jaringan kabel optik, di wilayah-wilayah itu jaringan transportasinya pun belum memadai. "Tapi kami akan mendapat jalan," katanya dalam acara Icon 2016 di Jakarta, 26 Januari 2016.

Menurut Rudiantara, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membangun jaringan jalan raya di Papua. "Kami akan menumpang proyek itu untuk memasang kabel optik," katanya.

Sebelumnya, pekan lalu Kementerian Komunikasi dan Informatika baru mengumumkan pemenang tender Palapa Ring untuk wilayah barat dan tengah senilai US$ 230,64 juta atau sekitar Rp 31 triliun. Proyek itu ditargetkan rampung pada akhir 2018 dan beroperasi Januari 2019.

Untuk paket barat dimenangkan oleh Konsorsium Moratel-Triasmitra dengan komposisi PT Moratelematika Indonesia sebesar 90 persen dan PT Ketrosden Triasmitra 10 persen. Paket barat ini menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dengan total panjang kabel serat optik mencapai 2.000 kilometer.

Paket tengah dimenangkan oleh konsorsium Pandawa Lima dengan komposisi PT LEN (Ketua Konsorsium) sebesar 51 persen, PT Teknologi Riset Global Investama (TRG) 34 persen, PT Sufia Technologies 5 persen, PT Bina Nusantara Perkasa (BNP) 5 persen, dan PT Multi Kontrol Nusantara sebesar 5 persen. Paket ini menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 kilometer.

Rudiantara mengatakan Palapa Ring akan melayani daerah yang tidak layak secara bisnis atau keuangan (non-financially feasible) guna melakukan pemerataan infrastruktur telekomunikasi. Karena itu, pemerintah akan berperan menyediakan penjaminan. "Kami berikan jaminan operasi hingga 15 tahun," kata Rudiantara.

Proyek Palapa Ring bakal dikerjakan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

PINGIT ARIA

Berita terkait

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

11 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

16 hari lalu

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Tony Blair Institute for Global Change bekerja sama antisipasi kejahatan Artificial Intelligence.

Baca Selengkapnya

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

33 hari lalu

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

6 Februari 2024

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

Barangkali tak dibayangkan Prabowo, pengamat telekomunikasi yang pernah bekerja di Jerman ini sebut bikin pabrik ponsel di Indonesia tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

5 Februari 2024

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

Pemerintah perlu menyediakan insentif untuk membangun dan memperkuat teknologi informasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

5 Februari 2024

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

5 Februari 2024

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

Berita dari ITB puncaki Top 3 Tekno terkini. Tapi yang mendominasi adalah berita dari debat capres yang bahas teknologi informasi dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

4 Februari 2024

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

Pakar teknologi informasi dari ITB mengatakan rezim baru perlu melakukan digitalisasi dan pencerdasan secara masif untuk transformasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Target Internet Minimal 100 Mbps, Link Net: Kami Pelajari Dulu

30 Januari 2024

Target Internet Minimal 100 Mbps, Link Net: Kami Pelajari Dulu

Link Net masih mempelajari potensi penerapan internet minimal 100 Mbps. Butuh penyesuaian infrastruktur dan harga.

Baca Selengkapnya

Nezar Patria Sebut SE Etika Kecerdasan Artifisial Bisa Lengkapi Aturan yang Sudah Ada

20 Januari 2024

Nezar Patria Sebut SE Etika Kecerdasan Artifisial Bisa Lengkapi Aturan yang Sudah Ada

Nezar Patria mengatakan Surat Edaran (SE) Menkominfo No. 9/2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial bisa melengkapi aturan-aturan yang sudah ada.

Baca Selengkapnya